“Standarnya menggunakan Fast Healthcare Interoperability Resources (FHIR) yang sudah didesain dan akan diluncurkan pada 17 Agustus 2022. Kami kasih waktu sampai Desember 2023, semua klinik, puskesmas, rumah sakit, laboratorium dan apotek harus ikut standar FHIR,” kata Budi Gunadi Sadikin, saat menjadi pembicara dalam Webinar Penjaskes Transformasi Teknologi Kesehatan yang diikuti dari YouTube Kemenkes di Jakarta, Jumat sore.
Model data FHIR merupakan sistem operasi digital untuk menentukan sumber daya dan metadata terkait, seperti konten klinis dan informasi sistem terkait lainnya dalam format modular yang konsisten, terstruktur, namun fleksibel.
Kemenkes telah merilis ASIK yang mengintegrasikan seluruh aplikasi yang berlaku di fasilitas pelayanan kesehatan menggunakan standar sistem operasi FHIR.
Budi mengatakan transformasi teknologi kesehatan di Indonesia akan mengubah seluruh layanan di tingkat puskesmas berbasis digital, seperti penggunaan bluetooth untuk timbang berat dan ukur tinggi badan.
Selain itu, layanan di puskesmas juga didukung fasilitas telehealth yang dapat menjangkau interaksi pasien dan dokter tanpa mengenal jarak.
“Kemenkes akan distribusikan alat ultrasonografi (USG) medis dengan feature remote. Jadi pasien bisa terhubung ke dokter spesialis di rumah sakit dan bisa mendapat layanan melalui ponsel pintar,” katanya.
Budi mengatakan fungsi remote dan telehealth di puskesmas akan diintegrasikan ke sistem ASIK, baik layanan hingga diagnosa laboratorium.
“Seluruh laboratorium berbasis digital, mulai dari puskesmas, untuk kimia darah sampai laboratorium kecil di posyandu, seperti alat tes cepat HB, COVID-19, dengue, TBC, semua menggunakan kode batang. Sehingga fungsi puskesmas sebagai panglima teritorial kesehatan bisa terjadi karena bisa diawasi secara digital,” katanya.
Selain puskesmas, kata Budi, sistem operasi FHIR juga berlaku di fasilitas layanan rumah sakit sebagai standarisasi rekam medis pasien.
“Data diagnostik di laboratorium dan klinik di rumah sakit akan langsung masuk ke Aplikasi PeduliLindungi. Karena sekarang sudah 95 juta pengguna, sebulan yang pakai 8 juta orang. PeduliLindungi menjadi salah satu aplikasi kesehatan terbesar dunia,” katanya.
Budi mengatakan Aplikasi PeduliLindungi yang kini dipakai untuk melacak kasus COVID-19 juga akan mengintegrasikan tes darah, CT Scan, MRA dari para pasien masuk semua,” katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Masuki M. Astro
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.