Duta Besar China untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Zhang Jun menyerukan kepada kedua pihak untuk segera mencari solusi atas krisis di Ukraina dengan kepala dingin dan rasional.
Ketika berbicara dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Kamis (11/8), dia juga meminta Rusia dan Ukraina mengatasi masalah keamanan serta membangun arsitektur keamanan yang seimbang, efektif dan berkelanjutan, guna mencapai keamanan bersama.
“Hanya dengan meredakan situasi dan memulihkan perdamaian sesegera mungkin, kita dapat secara mendasar menghilangkan risiko nuklir, mengurangi salah penilaian, dan menghindari kecelakaan,” kata Zhang.
Pernyataan itu dia sampaikan setelah menerima pengarahan dari Direktur Jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Rafael Mariano Grossi tentang serangan baru-baru ini terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Rusia saat ini mengendalikan fasilitas tersebut setelah merebutnya dari Ukraina pada Maret lalu.
Pihak-pihak yang bertikai saling menyalahkan atas serangan baru-baru ini terhadap PLTN terbesar di Eropa itu.
Zhang menyerukan pihak-pihak yang terlibat untuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial dan mendesak masyarakat internasional untuk “bertindak secara bertanggung jawab untuk memfasilitasi solusi yang tepat atas krisis, dan meningkatkan upaya politik dan diplomatik untuk menciptakan kondisi bagi pihak-pihak terkait untuk kembali ke meja perundingan”.
“Keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir tidak boleh dijadikan target percobaan,” ujar dia.
Zhang pun memperingatkan bahwa konsekuensi dari setiap kecelakaan di PLTN Ukraina “akan lebih menghancurkan daripada kecelakaan nuklir Fukushima.”
Dia juga menyerukan untuk menghilangkan “hambatan yang ada” sehingga Grossi dan tim ahli IAEA dapat mengunjungi pembangkit nuklir tersebut tanpa penundaan, dan “bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan mereka tanpa hambatan.”
Sumber: OANA-Anadolu
Baca juga: PBB minta semua kegiatan militer di PLTN Ukraina segera dihentikan
Baca juga: Rusia tuding Ukraina lakukan terorisme nuklir
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.