News  

Senja Kala di Pasar Taman Puring yang Redup Ditelan Zaman

Senja Kala di Pasar Taman Puring yang Redup Ditelan Zaman

JawaPos.com – Pasar Taman Puring terlihat semakin redup ditelan zaman. Pasar yang khusus menjual aneka fashion, khususnya sepatu itu semakin minim peminat. Padahal, lokasi tempat tersebut cukup strategis karena tepat di samping Taman Puring yang menjadi destinasi wisata keluarga.

Muhammad Sanjaya terlihat hanya duduk di atas kursi plastik di depan toko sepatunya. Tak terlihat satu pun pengunjung pasar yang menghampiri tokonya. Sekadar lewat pun tidak ada. Padahal, posisi tokonya berada di tengah-tengah Pasar Taman Puring.

“Udah lama customer itu pindah ke online gitu. Udah sejak 2018,” ujarnya saat ditemui JawaPos.com di tokonya, Sabtu (6/8).

Menurut Sanjaya, sejak saat marketplace online menggurita di Indonesia, keberadaan toko-toko sepatu konvensional semacam tokonya mulai tergerus dan tak diminati banyak orang. Ia pesimis bahwa tokonya akan kembali ramai selama marketplace online masih mendominasi. “Jadi kalau ada online susah jalannya pasar ini, katanya.

Saat melewati lorong-lorong Pasar Taman Puring, tidak terdengar sedikitpun para pedagang menawarkan dagangannya. Pasar ini berubah sunyi. Pengunjung dapat melihat-lihat aneka sepatu dengan tenang tanpa interupsi pedagang.

SEPI: Pasar Taman Puring terlihat semakin redup ditelan zaman. Pasar yang khusus menjual aneka fashion, khususnya sepatu itu semakin minim peminat. Padahal, lokasi tempat tersebut cukup strategis karena tepat di samping Taman Puring yang menjadi destinasi wisata keluarga. (Dery Ridwansah/ JawaPos.com)

Sanjaya menyatakan bahwa penurunan pendapatan di tokonya seperti terjun bebas belakangan ini. Penjualan rata-rata dari sepatu yang dijajakannya per minggu hanya keluar sekitar 3-4 pasang sepatu saja. “Soalnya ya itu, customer itu udah pindah ke online. Jadi udahmales gitu ke pasarnya. Paling ramai paling 10 pasang sehari. Itu juga jarang,” keluhnya.

Sanjaya merasa keadaannya sekarang serba salah. Jika meneruskan berjualan di toko ia tahu sendiri pendapatannya tak seberapa, namun pindah berjualan di marketplace online pun ia merasa tak mampu. “Gak bisa soalnya nanti kalau pindah ke online yang ini gak keurus,” tuturnya.

Namun begitu, secara harga sebetulnya ia berani beradu dengan sepatu yang dijual secara online, meski barang yang dijualnya rerata premium dan KW 1. Sebab, menurutnya banyak juga penjual toko online yang membeli barangnya justru di di Pasar Taman Puring.

“Ngambil barangnya di sini. Dibilangnya ori apa gitu. Jadi customer percaya aja gitu. Padahal gak tau barangnya gimana,” katanya.

Toko yang terkenal sebagai penjual sepatu yang bagus dan murah karena tidak originial ini memang sudah tak selegendaris dulu. Meski sudah siang hari, terlihat banyak toko yang masih dikurung rolling door berwarna abu. Oleh karena pendapatan yang tak kunjung naik, Sanjaya bilang memang banyak toko yang mulai berguguran.

“Banyak yang gugur. Soalnya kadang nggak ngira-ngira juga ngambil barang banyak banget, tapi yang beli nggak ada,” pungkasnya.

Editor : Bintang Pradewo

Reporter : Tazkia Royyan Hikmatiar


Artikel ini bersumber dari www.jawapos.com.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!