korannews.com – – Kota Solo di Jawa Tengah saat ini punya 4 stasiun. Tiga di antaranya adalah stasiun lawas peninggalan Belanda, yakni Purwosari, Solobalapan, Solojebres, dan Solo Kota .
Satu lagi adalah stasiun baru, yakni Kadipiro yang baru beroperasi tahun 2019 bersamaan dengan layanan kereta api Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS).
Dari keempat stasiun tersebut, Stasiun Solo Kota bisa jadi salah satu yang jarang diketahui masyarakat luar Kota Solo.
Itu karena Stasiun Solo Kota tidak berada di tengah jalur kereta api (KA) lintas Pulau Jawa, melainkan menghubungkan Kota Solo dan Wonogiri.
Alhasil, KA lintas pulau Jawa, misal tujuan Surabaya, Semarang, atau Jakarta, tidak melewati stasiun ini.
Stasiun bersejarah di Kota Solo
Stasiun Solo Kota tepatnya berada di Kelurahan Sangkrah, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta.
Hanya ada satu KA yang melintas di stasiun ini, yakni KA Batara Kresna jurusan Stasiun Purwosari – Stasiun Wonogiri.
Meski begitu, Stasiun Solo Kota jadi salah satu situs bersejarah karena didirikan sejak zaman Belanda, tepatnya tahun 1922.
Kompas.com sempat menelusuri sejarah Stasiun Solo Kota bersama komunitas sejarah Soerakarta Walking Tour rute Sangkrah pada Sabtu (4/3/2023).
Stasiun lawas termuda di Kota Solo
Menurut pemandu tur bernama Muhammad Aprianto, diketahui bahwa Stasiun Solo Kota dibangun oleh perusahaan KA swasta Belanda saat itu, yakni Nederlandsch Indische Spoorweg maatschappij (NIS) bersama Stasiun Purwosari dan Solobalapan.
Sementara Stasiun Solojebres dibangun oleh perusahaan negara milik Hindia-Belanda, yakni Staatsspoorwegen.
“Jika dibanding Purwosari dan Solobalapan, memang ini yang paling akhir dibangun karena selesai tahun 1920 sampai 1922,” kata Apri kepada rombongan tur.
Adapun Stasiun Purwosari buka pada 27 Maret 1871 dan Stasiun Solobalapan buka pada 10 Februari 1870.
“Bentuk stasiun hampir sama dengan Stasiun Purwosari dan Solobalapan (bentuk asli). Ada gedung kotak lalu ventilasinya bulat,” ujar Apri.
Hingga kini pun, arsitektur di Stasiun Solo Kota masih dijaga seperti aslinya saat didirikan dulu.
Ia melanjutkan, dulu peruntukan Stasiun Solo Kota adalah untuk menjangkau daerah-daerah terdekat. Stasiun ini juga pernah digunakan untuk trem (mesin) yang pernah melintas di Kota Solo. Dulu juga ada trem yang ditarik kuda.
Apri menjelaskan bahwa jalur trem dulu melintas di Kota Solo, melewati depan Pasar Gede sampai Jebres.
Jalur KA yang melintas di Stasiun Solo Kota dulu juga membentang sampai Kecamatan Baturetno di Kabupaten Wonogiri. Namun, sekarang jalur kereta api hanya tersedia sampai Stasiun Wonogiri saja.
Adapun tepat di depan Stasiun Solo Kota, terdapat bangunan lawas zaman Belanda, yakni peninggalan pabrik limun (minuman karbonasi) bernama De Hoop.
Kini, pabrik sudah tidak beroperasi dan menjadi pabrik salah satu perusahaan elektronik di Kota Solo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.