korannews.com – Pemerintah China memang sudah membuka gerbang negaranya untuk turis asing.
Namun dilansir dari , Kamis (16/2/2023), turis asing untuk saat ini belum bisa berwisata ke Negeri Tirai Bambu dan hanya diizinkan masuk untuk keperluan bisnis.
Selain itu, turis asing tersebut ternyata diberi persyaratan yang cukup ketat untuk mendaftar visa demi bisa masuk ke China.
Ketatnya persyaratan itu dirasakan oleh Afrizal Luthfi, Warga Negara Indonesia (WNI) yang harus melakukan perjalanan bisnis ke China.
“Cukup ketat, ya. Jadi karena China itu baru buka border-nya Januari 2023 (untuk turis dengan kepentingan bisnis), mereka tidak mengizinkan visa turis (untuk wisata),” kata Afi (sapaan Afrizal) kepada Kompas.com, Jumat (3/3/2023).
Syarat ke China yang jauh lebih ketat dan sulit
Afi mengatakan, persyaratan untuk mendaftar visa bisnis ke China setelah pandemi Covid-19 jauh lebih ketat dan sulit.
Seperti harus ada surat undangan dari pihak terkait di China beserta nomor telpon penanggungjawab selama di China.
Kemudian harus juga melampirkan ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga perguruan tinggi.
“Nanti saat apply visa, dicek sama kedutaan China keabsahannya, apakah perusahaan itu benar-benar ada. Dan juga ditelpon untuk memastikan kita itu diundang ke sana atau tidak,” ujarnya.
Selain itu, Afi juga diminta untuk menyertakan persyarakat biometrik, seperti foto, sidik jari dan sebagainya. Padahal sebelumnya, persyaratan data biometrik tidak pernah ada.
“Jadi, ada persyaratan-persyaratanya yang lebih banyaklah dibanding sebelum pandemi,” tutur Afi.
Kendati demikian, dia tidak merasa dipersulit oleh pihak Kedutaan China saat melakukan pendaftaran visa.
Sebab, setelah semua persyaratan lengkap, visa berhasil didapatkan dalam waktu tiga hari kerja.
“Sebenarnya bukan dipersulit, melainkan persyaratan lebih sulit asalkan kita membaca lebih teliti. Hati-hati sebenarnya, bisa cuman saking banyak dan detail yang berubah dari sebelum pandemi, itu yang kita miss,” imbuhnya.
Ketatnya pemeriksaan di bandara
Selain persyaratan pendaftaran visa bisnis yang makin sulit, Afi juga diperiksa sangat ketat setibanya di Bandara China.
Saat di Bandara China, dia mengaku sempat diwawancarai seputar rencana kegiatannya selama di China.
Bahkan, surat undangan dari pihak terkait di China yang sudah diperiksa pihak kedutaan saat pendaftaran visa, juga diperiksa ulang.
“Jadi dicek lagi sama imigrasinya, apakah betul. Bahkanm dia ngecek juga nomor telepon orang di China yang kita kasih dia cek juga,” kata Afi.
“Sebelum pandemi itu gampang banget bahkan saya enggak ditanyain mau ngapain paling hanya ditanya tiket pulang,” lanjut dia.
Namun, Afi menduga pemeriksaan dibandara ini kemungkinan bersifat acak, sehingga setiap orang akan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.