Gubernur Texas Angkut Imigran Ilegal ke Washington dengan Bus, Kritikus Sebut Gimik

Gubernur Texas Angkut Imigran Ilegal ke Washington dengan Bus, Kritikus Sebut Gimik

Upaya baru yang dipimpin Partai Republik untuk memprotes cara pemerintahan Presiden AS Joe Biden menangani masalah imigrasi yang memecahkan rekor di perbatasan AS-Meksiko berujung pada diangkutnya ribuan pencari suaka dengan bus-bus ke Ibu Kota AS, Washington, D.C.. Tindakan itu membuat khawatir berbagai LSM dan pegiat hak-hak imigran.

Gubernur Texas Greg Abbott meluncurkan program itu April lalu. Ia menyewa bus-bus untuk mengangkut para imigran yang baru saja tiba di AS melalui perbatasan sisi selatan Amerika ke Washington, D.C..

Ia mengumumkan program itu setelah pemerintah Biden menyatakan akan menghentikan kebijakan Title 42, kebijakan keimigrasian pada masa pandemi yang mengizinkan pihak berwenang menolak kedatangan para imigran di perbatasan AS-Meksiko. Meski upaya untuk mencabut kebijakan itu diblokir oleh pengadilan-pengadilan federal, Texas tetap saja menjalankan programnya dan mengangkut para imigran dengan bus ke Washington.

Gubernur Texas Angkut Imigran Ilegal ke Washington dengan Bus, Kritikus Sebut Gimik

Gubernur Texas Greg Abbott berbicara selama acara malam pemilihan utama, Selasa, 1 Maret 2022, di Corpus Christi, Texas. (Foto: AP/Eric Gay)

Gubernur Arizona Doug Ducey, sesama anggota Partai Republik, meniru langkah Abbott dan mulai mengangkut para imigran dengan bus ke ibu kota negara sejak Mei lalu.

Tiga bulan setelah program itu dimulai, pejabat setempat menyebut lebih dari 3.400 orang telah tiba di Washington dengan bus. Berbagai lembaga swadaya masyarakat mengaku kewalahan.

Kenapa Gubernur Texas Melakukan Ini?

Menurut Abbott, kebijakan era pandemi itu diberlakukan untuk membantu para pejabat setempat yang lingkungan perbatasannya dikuasai oleh para pencari suaka.

“Kami mengirim mereka (para imigran ilegal) ke Ibu Kota Amerika Serikat, di mana pemerintah Biden akan mampu dengan lebih cepat memenuhi kebutuhan orang-orang yang mereka izinkan melintasi perbatasan kami,” kata Abbott dalam konferensi pers 6 April lalu.

Anggota Garda Nasional terlihat melalui pagar dalam batas aman yang mengelilingi halaman Capitol AS di Washington, DC pada 31 Januari 2021. (Foto: AFP)

Anggota Garda Nasional terlihat melalui pagar dalam batas aman yang mengelilingi halaman Capitol AS di Washington, DC pada 31 Januari 2021. (Foto: AFP)

Kantor gubernur Texas menyatakan, perjalanan dengan bus itu bersifat sukarela dan para imigran hanya boleh mengikutinya apabila sudah diproses dan dilepaskan Departemen Keamanan Dalam Negeri. Mereka harus menunjukkan dokumen yang diterima dari petugas keimigrasian AS untuk membuktikan bahwa mereka telah diproses.

Dari Mana Asal Para Imigran Ilegal Ini?

Imigran asal Nikaragua, Venezuela, Kolombia, Angola, Republik Demokratik Kongo dan Kuba diberangkatkan menggunakan bus ke ibu kota AS setelah mereka memenuhi pemeriksaan keimigrasian federal di perbatasan, menurut kantor gubernur Texas dan LSM-LSM di Washington.

Berapa Banyak Bus yang Sudah Tiba di Washington?

Pejabat kota Washington memperkirakan ada 100 bus yang telah sampai di kota itu. Mereka biasanya tiba di pertengahan minggu, beberapa di antaranya pada tengah malam setelah melalui perjalanan selama tiga hari dari Texas.

Media setempat melaporkan bahwa para anggota dewa kota Washington telah mendesak pemerintahan setempat untuk memberikan bantuan kepada para imigran. Namun kedatangan para pencari suaka yang tak kunjung berhenti membuat organisasi-organisasi non-profit kewalahan, karena operasional mereka bergantung pada sumbangan dan hibah federal.

Para pegiat hak-hak imigrasi dari Cetral American Resource Center di Washington telah menemui para imigran yang sampai. Washington biasanya bukan menjadi tujuan akhir mereka. Akan tetapi, mereka sering menginap lebih dari sehari sambil menunggu anggota keluarga atau LSM setempat membantu mereka melanjutkan perjalanan ke tujuan akhir mereka, seperti New York atau Chicago.

Terlepas dari tujuan akhir mereka, mereka wajib lapor diri ke kantor Imigrasi dan Bea Cukai begitu mereka tiba untuk melanjutkan proses imigrasi.

Thomas Jefferson Memorial terlihat di tengah pohon sakura yang sedang mekar penuh di sekitar Tidal Basin di Washington, Selasa, 22 Maret 2022. (Foto: AP)

Thomas Jefferson Memorial terlihat di tengah pohon sakura yang sedang mekar penuh di sekitar Tidal Basin di Washington, Selasa, 22 Maret 2022. (Foto: AP)

Apakah Para Migran Diuntungkan oleh Program Ini?

“Di satu sisi, ini benar-benar sempurna,” kata Bilal Askaryar, juru bicara Welcome with Dignity, kepada New York Times. “Tanpa sengaja, Gubernur Abbott mengirim mereka ke salah satu tempat terbaik di negara ini untuk menyambut pendatang.”

Vanessa Cárdenas, wakil direktur America’s Voice, sepakat dengan pernyataan itu.

“Untungnya, di sini di Washington, D.C., koalisi organisasi masyarakat menunjukkan sikap ‘Amerika bisa’ yang sepatutnya kita rangkul. Mereka telah menyambut hangat orang-orang yang melarikan diri dari kekerasan dan persekusi politik dan telah membantu para pencari suaka meneruskan perjalanan mereka untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka. dengan mengangkut para pengungsi dengan bus ke D.C., Abbott ingin menunjukkan kekacauan dan ketidakpercayaan, tapi sebaliknya, ia justru melihat masyarakat yang bersama-sama membantu mereka yang membutuhkan,” ungkapnya.

Apa Kata Kritikus?

Mantan Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki. (Foto: AP)

Mantan Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki. (Foto: AP)

Mantan Juru Bicara Gedung Putih Jen Psaki menyebut langkah itu sebagai “aksi publisitas,” sementara American Civil Liberties Union of Texas menyebut program itu bermotif politik. Anggota DPR dari negara bagian Texas Matt Schaefer, yang sesama anggota Partai Republik, menyebutnya sebagai gimik.

Di sisi lain, Abbott berkukuh dengan pandangannya. Ia mencuit pada hari Jumat, “Biden tidak akan mengunjungi perbatasan, maka itu kami yang membawa perbatasan ke hadapannya. DC hanya menyaksikan sebagian kecil dari krisis yang dihadapi Texas setiap hari.” [rd/pp]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!