China, Indonesia Tingkatkan Perdagangan Bilateral, Perkuat Kerja Sama

China, Indonesia Tingkatkan Perdagangan Bilateral, Perkuat Kerja Sama

China, Indonesia Tingkatkan Perdagangan Bilateral, Perkuat Kerja Sama

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden China Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang di Beijing, Selasa (26/7). Jokowi menjadi salah satu pemimpin negara pertama yang berkunjung ke China, setelah Olimpiade Musim Dingin pada bulan Februari tahun ini.

China menyatakan komitmennya untuk memperdalam hubungan perdagangan dan mendukung penuh kepemimpinan Indonesia di ASEAN tahun depan. China juga memuji Indonesia sebagai mitra strategis yang baik. China sebaliknya mengkritik Amerika Serikat dalam beberapa bulan terakhir terkait isu Taiwan dan Ukraina dan juga praktik perdagangan dan Laut China Selatan.

Dalam pernyataan gabungan, mereka menyatakan “(China dan Indonesia) bertindak secara proaktif dan dengan rasa tanggung jawab yang besar untuk mempertahankan keamanan dan stabilitas regional. Kedua negara telah memberikan contoh bagi negara-negara berkembang yang berupaya meningkatkan kekuatan melalui persatuan dan kerja sama yang saling menguntungkan.”

Indonesia merupakan mitra dagang China terbesar, yang merupakan sumber penting feronikel, batu bara, tembaga, dan gas alam bagi China.

Pada paruh pertama 2022, impor China dari Indonesia, sebagian besar komoditas, melonjak 34,2 persen, terbesar kedua setelah Rusia. China telah menyampaikan komitmen untuk menambah impor minyak sawit mentah sebesar satu juta ton, menurut Setneg.

Jokowi bertemu dengan Li dan Xi di Wisma Negara Diaoyutai, di mana pemimpin China menerima banyak pemimpin dunia termasuk Presiden AS Richard Nixon.

Sebagai presiden G20 tahun ini, Jokowi berupaya untuk memperbaiki keretakan dalam G20 akibat invasi Rusia ke Ukraina. Bulan lalu Jokowi berkunjung ke Ukraina dan bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy. Ia juga bertemu dengan Presiden Putin di Moskow. Jokowi menyatakan kesediaannya menjadi “jembatan komunikasi” antara kedua negara tersebut.

Meskipun tidak mengutuk invasi Rusia ke Ukraina, China berulang kali menyerukan agar konflik segera diakhiri dan telah menawarkan untuk menfasilitasi pembicaraan damai.

Beberapa negara anggota G20 telah mengancam memboikot KTT tahun ini jika Putin hadir.

Jokowi juga mengundang Xi untuk menghadiri KTT yang akan diadakan bulan November tahun ini, menurut pernyataan bersama. Namun tidak jelas apakah Presiden Xi akan hadir dalam KTT tersebut, meskipun dalam pernyataan gabungan itu ia “menyampaikan terima kasihnya dan mendoakan semoga KTT berjalan dengan sukses.” [dw/es]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version