SURYA.co.id – Upaya pemanfaatan residu pembakaran batubara yang dikenal dengan sebutan FABA (Fly Ash dan Bottom Ash) sebagai ekonomi sirkuler akan mendorong bangsa Indonesia keluar dari krisis karena mampu bertahan menghadapi berbagai ancaman termasuk rawan pangan.
Oleh karena itu Lemhannas RI mendesak PLN, PJB dan EMI untuk mengadakan seminar nasional terkait pemanfaatan FABA.
Demikian kesimpulan dari Sosialisasi/FGD Pemanfaatan FABA dalam Mewujudkan Ekonomi Sirkuler dan Green Economy Berbasis Keterlibatan Masyarakat yang menghadirkan Ir Sarwono Kusumaatmadja (Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/ KLHK), Prof DR Ir Reni Mayerni MP (Deputi Bidang Pengkajian Strategis Lemhannas RI), dan Marsdya TNI Imran Baidirus (Pangkogabwilhan II).
Sosialisasi itu diadakan di atas tanah yang telah terbengkalai lebih dari 10 tahun, Kalitirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta, Jumat (26/08/2022).
Pada Oktober 2021, telah diadakan MOU antara TNI dan PLN tentang Pemanfaatan FABA dan Sinergi Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
Hadir juga dalam sosialisasi itu, AM Putut Prabantoro (Taprof Bid. Ideologi & Sosbud Lemhannas RI), Dr Abdul Moein MSi (Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion/P3E), Thomas Jusman (Ketua Umum Kadin Bangka Belitung), Lina SE (Pengusaha dan Alumnus PPSA XXI Lemhannas RI), Dr Cris Kuntadi (Dosen Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan Widyaiswara Utama Kemenhub), Daryanto Ariadi (Ketua Task Force FABA PLN), Antonius Aris (Direktur Operasi EMI), Jati Pamungkas (Manager Niaga PT PJB), Dimas Erlangga (Manager LK3 PT PJB Services) dan Boyke (VP Business Development PT PGN Solution).
Dalam sosialisasi dihadirkan pula pemateri Ajrun Karim (VP Lingkungan PLN) dan Mujiharjo (Dukuh Kalipentung Sleman).
Sarwono menjelaskan ekonomi sirkuler adalah kegiatan ekonomi berkelanjutan.
Jika dalam ekonomi linier proses produksi hanya untuk menciptakan produk satu saja dan sisanya adalah limbah.
“Maka ekonomi sirkuler adalah kegiatan berlangsung melingkar dimana ketika satu produk tercipta dan menghasilkan limbah, maka limbah itu dimanfaatkan kembali untuk menciptakan produk lain. Dengan demikian kemajuan perusahaan dan jumlah lapangan kerja baru yang luar biasa akan tercipta”, tutur Sarwono.
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.