Atasi Banjir di Surabaya, Komisi C DPRD Minta Pemkot Optimalisasi Gorong-gorong Belanda

Atasi Banjir di Surabaya, Komisi C DPRD Minta Pemkot Optimalisasi Gorong-gorong Belanda

Atasi Banjir di Surabaya, Komisi C DPRD Minta Pemkot Optimalisasi Gorong-gorong Belanda

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Banjir dan genangan yang masih kerap terjadi di Kota Pahlawan menjadi perhatian serius anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya. William Wirakusuma.

Tidak saja normalisasi saluran, tapi optimalisasi saluran dan gorong-gorong termasuk gorong-gorong zaman Belanda harus dimaksimalkan.

Di bawah jalan Kota Surabaya terdapat gorong-gorong. Terutama di bawah jalan protokol hingga diperkirakan menjangkau sisi utara Surabaya. Gorong-gorong ini merupakan peninggalan Belanda.

“Pemkot harus terus mencari peta saluran air zaman Belanda itu, sekaligus mempelajari tata airnya. Gorong-gorong ini harus dimaksimalkan dan difungsikan maksimal,” kata William, dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jumat (22/7/2022).

Saat ini, Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Surabaya menemukan gorong-gorong ukuran besar zaman Belanda di bawah jalan Kota Surabaya. Saluran bawah jalan ini terus dilacak dan dikeruk sedimennya.

Pemkot diminta juga perlu melihat peta Surabaya zaman Belanda. Sebab Surabaya sebagai sentra niaga peninggalan pemerintah Belanda dan berada di kawasan pesisir memiliki infrastruktur yang dapat mencegah terjadinya banjir.

“Pasti ada gorong-gorong saluran air besar yang berada di bawah jalan peninggalan Belanda,” tandas William.

Politisi alumnus kampus di Jerman ini menambahkan, pencarian saluran gorong-gorong itu harus terus dicari. Dimulai Embong Malang ke arah utara.

Embong Malang pada zaman Belanda merupakan jalan besar yang paling selatan di Surabaya. Wiliam menyebut, pemanfaatan gorong-gorong Belanda ini bisa membantu mengurangi genangan di pusat kota.

Diakui William, banjir sampai detik ini masih menjadi problem Kota Surabaya. Berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Surabaya untuk penanganan banjir, antara lain pemeliharaan dan rehabilitasi saluran drainase dan bozem serta pembangunan dan penyediaan sarana prasarana pematusan.

Namun, upaya ini belum mampu mengatasi problem banjir di Surabaya. Hal ini terlihat dari indeks genangan Kota Surabaya yang pada tahun 2021 hanya turun 1 persen jika dibandingkan tahun 2020.

Menurut William, 2021 Surabaya telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 171 miliar untuk pengelolaan dan pengembangan sistem drainase. Tetapi luasan banjir hanya turun 10,07 Ha dan tidak ada perubahan tinggi genangan dibanding tahun 2020.

“Seiring dengan pembangunan kota, Pemkot Surabaya harus segera mencari solusi penanganan banjir agar tidak semakin parah dan berkepanjangan,” kata William.


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!