Penguatan Kelembagaan Parpol Diperlukan guna Bawa Misi Bernegara

Penguatan Kelembagaan Parpol Diperlukan guna Bawa Misi Bernegara

Penguatan Kelembagaan Parpol Diperlukan guna Bawa Misi Bernegara

Seminar internasional bertajuk Partai Politik dan Demokrasi dengan subtema Peran Partai Politik Dalam Mempromosikan Keadilan dan Perdamaian Dunia yang diselenggarakan di Yogyakarta, Senin (4/7). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, YOGYAKARTA – Partai politik dianggap harus memperkuat institusionalisasi atau pelembagaan partainya agar bisa berperan mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia sebagai tujuan bernegara. Institusionalisasi parpol harus dipengaruhi oleh kepemimpinan strategis serta basis ideologi partai.

Demikian diungkap Doktor Ilmu Pertahanan lulusan Unhan RI Hasto Kristiyanto saat memaparkan hasil risetnya dalam Seminar Internasional bertajuk Partai Politik dan Demokrasi dengan subtema Peran Partai Politik Dalam Mempromosikan Keadilan dan Perdamaian Dunia.

Dalam acara yang digelar secara hybrid di Yogyakarta itu, Hasto mengatakan dirinya saat ini ialah kandidat doktor di Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) Universitas Indonesia. Di situ, Hasto dibimbing oleh Prof. Satya Arinanto dan Dr. Hanief Saha Ghafur.

Hasto mengatakan parpol harus memahami tujuan bernegara dan saripati Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia untuk dunia. Dengan itu, setiap parpol sadar untuk menjalani peran strategisnya dalam perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru sebagaimana telah dirintis Bung Karno.

“Dalam konteks itu, kepemimpinan strategis dengan muatan ideologi menentukan peran aktif dalam perjuangan keadilan dan perdamaian dunia,” kata Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu, Selasa (4/7).

Menurut Hasto, hasil survei kognisi masyarakat menunjukkan tanpa kepemimpinan, ideologi, kultur, dan institusionalisasi, parpol dapat terseret dalam kontestasi yang dapat mengaburkan identitas dan platform partai.

“Parpol tidak akan sempat memikirkan hal strategis termasuk politik internasionalnya,” tambah dia.

Narasumber lainnya dalam seminar itu, Dr. Connie Rahakundini Bakrie menjelaskan bagaimana para Founding Fathers Indonesia telah memproyeksikan tujuan bernegara dalam kancah internasional. Menurutnya, demokrasi yang dikampanyekan Soekarno dan pendiri bangsa pada saat itu, tidak serta merta meniru demokrasi ala barat yang cenderung menguntungkan hanya kaum borjuis serta jadi wadah tumbuhnya kapitalisme.

Selama ini parpol tidak sempat memikirkan hal strategis termasuk politik internasionalnya, karena sibuk mengurus hal yang bersifat internal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News


Artikel ini bersumber dari www.jpnn.com.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!