korannews.com – Pendapatan PT Arsy Buana Travelindo Tbk (ABT/HAJJ) tercatat melonjak 195 persen menjadi Rp121 miliar pada kuartal I-2023, dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp41 miliar.
Direktur utama ABT Saipul Bahri menjelaskan kenaikan pendapatan itu ditopang normalnya kegiatan wisata religi ibadah ke Arab Saudi, menyusul makin terkendalinya pandemi COVID-19.
“Jemaah umrah Indonesia mencapai 1,5 juta per tahun. Jumlah ini diyakini terus melesat, mengingat Arab Saudi menargetkan jumlah jemaah umrah menembus 30 juta pada 2023. Ini memperkuat prospek bisnis ABT,” kata Saipul di Jakarta, Jumat.
Menurut Saipul, ABT selaku penyedia layanan (service provider) umrah dan haji meliputi penyediaan kamar hotel, tiket, dan land arrangement (LA) turut menikmati berkah dari hadirnya 1,5 juta jemaah itu.
Saipul mencatat sebanyak 112 penyelenggara perjalanan ibadah umrah (PPIU) bermitra dengan ABT dari total sebanyak 2.000. Dalam kerja sama itu, ABT untuk menyediakan kebutuhan jemaah umrah dan haji PPIU.
Pada 2022, dia menjelaskan, bisnis ABT mulai menggeliat kembali, setelah sempat terhenti akibat pandemi COVID-19. Tahun lalu, ABT mampu mengumpulkan pendapatan Rp320 miliar dengan lonjakan laba bersih hingga 2.500 persen. Tren itu berlanjut memasuki 2023.
Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan Rp460 miliar, dibandingkan tahun lalu sebesar Rp320 miliar. Dia meyakini, target pendapatan itu tercapai, karena realisasi sampai kuartal I sudah melampaui target.
Tahun 2023, perseroan menargetkan untuk melayani sekitar 16.000 jemaah umrah ke Tanah Suci, naik dari tahun lalu sebanyak 14.000. Tahun depan, ABT membidik penanganan 16.000-18.000 jemaah umrah.
Dia menilai bisnis layanan umrah dan haji sangat besar. Dalam satu tahun, nilai pasar ekosistem layanan ini bisa mencapai Rp200 triliun.
Sejalan dengan itu, Saipul menuturkan, ABT berniat menambah jumlah kamar hotel dari saat ini sebanyak 800. ABT kini bekerja sama dengan sejumlah hotel, seperti Al Fajr Al Badea dan Al Janadriyah di Mekah.
“Selain itu, kami lakukan terobosan dalam hal penambahan pesawat, misalnya, dengan charter flight,”kata dia.
Di Mekah atau Madinah, menurut dia, rata-rata negara lain sudah meneken kontrak sewa jangka panjang. Ke depan, ABT akan meneken beberapa kontrak dengan sejumlah hotel untuk menambah pasokan kamar.
“Bisnis akan kami jaga, sehingga ke depan, akan bertambah jumlah PPIU yang bekerja sama dengan kami,” kata Saipul.
Kinerja Saham
Di sisi lain, dia menilai, prospek bisnis ABT yang solid direspons positif oleh pelaku pasar. Buktinya, saham HAJJ naik 23 persen dalam sepekan setelah menjalani debut di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hari ini, saham HAJJ naik 9,4 persen ke level Rp208.
“Saya bersyukur, kami berada di papan akselerasi. Kami berhasil meyakinkan stakeholder sehingga menjadi benchmark di pasar,” kata dia.
Selama penawaran umum, kata dia, saham HAJJ juga direspons sangat baik dengan IPO HAJJ kelebihan permintaan sebesar 33 kali. Investor besar dan ritel masuk saham HAJJ karena sudah memahami karakter industri travel haji dan umrah.
ABT mencatatkan saham di BEI 5 April 2023 setelah sukses menggelar IPO. Dalam aksi itu, perseroan melepas 687 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp140, kemudian perseroan meraup dana segar Rp96,1 miliar.