Travel  

Itinerary Seharian di Aceh, Ngopi hingga Nikmati Sunset di Pantai

Itinerary Seharian di Aceh, Ngopi hingga Nikmati Sunset di Pantai

korannews.com – Banyak hal yang bisa dilakukan ketika berpelesir ke Banda Aceh.

Penyuka sejarah bisa mampir ke tempat-tempat bersejarah, seperti peninggalan-peninggalan Kerajaan Aceh atau tempat-tempat yang terdampak gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 silam.

Jika melipir ke arah barat, sepanjang garis pantainya menyuguhkan pemandangan yang memukau dan cocok untuk dijadikan tempat bersantai.

Kulineran di Aceh juga tak kalah seru. Termasuk salah satunya mencicipi kenikmatan kopi Aceh Gayo yang begitu melegenda.

Jika punya waktu seharian untuk menjelajahi Aceh, berikut inspirasi itinerary seharian di Aceh, seperti disusun oleh Kompas.com ketika tim Merapah Trans-Sumatra 2022 mengunjungi Serambi Mekkah.

Itinerary seharian di Aceh

Shalat subuh di Masjid Raya Baiturrahman

Jika beragama Islam, shalat subuh di Masjid Raya Baiturrahman tentu menjadi kesempatan yang sebaiknya tak dilewatkan.

Lokasinya ada di Jalan Muhammad Jam No.1, Banda Aceh.

Masjid bergaya arsitektur Mughal yang berdiri sejak era Sultan Iskandar Muda ini memiliki bangunan yang megah dan indah, dengan 12 payung raksasa berdiri gagah di halamannya.

Selain bersejarah, masjid ini juga merupakan bangunan yang tetap berdiri ketika diterjang gelombang tsunami 2004 silam.

Jika ingin melihat seluruh payung raksasa dibuka, kamu harus datang pada hari Jumat. Sebab pada hari lainnya, payung yang dibuka hanya setengahnya saja.

Meski demikian, berfoto di halaman masjid tetap mengagumkan termasuk jika dilakukan pada pagi hari.

Sarapan nasi gurih

Setelah menjalankan ibadah shalat subuh sekalian berfoto-foto di halaman masjid, saatnya mengisi perut.

Salah satu menu sarapan khas Aceh yang patut dicoba adalah nasi gurih.

Di seberang Masjid Raya Baiturrahman ada satu salah satu warung nasi gurih yang terkenal, yakni Warung Nasi Gurih Pak Rasyid yang berada dekat dengan Masjid Raya Baiturrahman. Warung ini sudah berdiri sejak 1970-an.

Dikutip dari Kompas TV, warung ini buka tepat setelah shalat subuh selesai. Nasi gurih sekilas mirip dengan nasi uduk, namun menggunakan bumbu rempah yang kaya serta pilihan lauk yang lebih bervariasi.

Beberapa lauk yang dijadikan pendamping nasi gurih seperti rendang, dendeng, ikan goreng, telur dadar, dan lainnya.

Kompas.com sempat mencoba nasi gurih dengan rendang. Tekstur dagingnya empuk dengan bumbu daging yang begitu meresap.

Sambal yang tersedia membantu menambah rasa. Rasanya tidak terlalu pedas dan sedikit manis, sehingga cocok jika kamu tidak begitu kuat memakan sambal yang terlalu pedas.

Berkunjung ke Museum Tsunami

Setelah kenyang makan nasi gurih, kita bisa melipir ke Museum Tsunami. Jaraknya hanya sekitar 1,5 Km dari Warung Nasi Gurih Pak Rasyid.

Di sana, kita bisa mengenang peristiwa tsunami yang terjadi di Aceh 26 Desember 2004 lalu.

Tidak hanya memuat foto-foto peristiwa tsunami, namun pengunjung juga diajak merasakan kembali detik-detik munculnya gelombang tsunami yang meluluhlantakkan Serambi Mekkah.

Museum ini terbagi menjadi empat lantai, dengan masing-masingnya meliputi empat hingga lima zona kecuali lantai paling atas.

Lantai paling atas ditutup untuk umum dan baru akan dibuka untuk evakuasi jika terjadi tsunami.

Museum Tsunami buka mulai pukul 09.00 hingga 16.00. Namun, pada pukul 12.00-14.00 museum tutup untuk istirahat.

Kompas.com saat itu hanya memiliki waktu satu jam untuk mampir dan belum sempat naik ke lantai tiga.

Untuk mengelilingi seluruh zona, kamu butuh waktu setidaknya 1,5 jam. Apalagi jika hendak berhenti sejenak untuk foto-foto.

Sebab, museum rancangan Ridwan Kamil ini memiliki sudut-sudut yang estetik di dalamnya.

Harga tiket Museum Tsunami Rp 5.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 15.000 untuk wisatawan mancanegara. Sementara bagi anak, pelajar, dan mahasiswa hanya Rp 3.000.

Mampir ke PLTD Apung

Obyek lainnya yang juga berkaitan dengan peristiwa tsunami 2004 adalah PLTD Apung. Destinasi ini hanya berjarak sekitar 1,1 Km dari Museum Tsunami.

Dikutip dari situs Jadesta yang dikelola Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, selain difungsikan sebagai situs peringatan tsunami, PLTD Apung kini juga menjadi museum edukasi tentang mitigasi bencana.

Jika masuk ke dalam kapal, pengunjung bisa melihat sejumlah informasi berbentuk video ilustrasi tentang proses terdamparnya kapal ini ke Gampong Punge Blang Cut dan edukasi lainnya terkait bencana.

Di lantai atas kapal, pengunjung juga bisa menyaksikan panorama Kota Banda Aceh melalui teropong.

Ngopi di Kopi Solong

Jika berada di Aceh, belum lengkap rasanya jika tidak mampir ke warung kopi legendaris Kopi Solong.

Lokasinya ada di Jalan Teuku Iskandar No.13-14, Ulee Kareng, Banda Aceh. Kita perlu menempuh jarak sekitar 6,7 Km atau 20 menit perjalanan menggunakan kendaraan untuk tiba di kedai kopi ini dari PLTD Apung.

Kopi Solong sudah berdiri sejak 1974 dan hingga kini masih mempertahankan suasana klasik di kedainya.

Tidak hanya rasanya yang otentik dan bikin pencinta kopi jatuh cinta, harganya juga sangat terjangkau.

Secangkir kopi dibanderol mulai dari Rp 6.000 untuk kopi pancong hingga Rp 20.000 untuk pea berry susu dingin.

Kita juga bisa membeli kopi bubuk untuk diseduh di rumah dengan harga mulai dari Rp 25.000 untuk ukuran 250 gram.

Tidak hanya ngopi, di sana juga tersedia banyak penjual makanan untuk santap siang. Misalnya, gerobak penjual mi aceh yang terletak persis di depan kedai.

Di area belakang kedai juga terdapat pendopo luas yang dapat digunakan untuk bersantai jika datang bersama rombongan.

Mengejar sunset di pantai

Sudah tiba di Aceh sayang rasanya jika tidak mampir ke pantai. Kita bisa menikmatinya sambil menanti matahari terbenam alias sunset.

Jika punya cukup waktu, kamu bisa berkendara ke arah barat untuk melihat panorama indah di sepanjang garis pantainya. Salah satunya adalah Pantai Lampuuk.

Jaraknya dari Ulee Kareng adalah sekitar 22 Km atau diperlukan waktu berkendara sekitar 45 menit.

Dikutip dari Kompas.com, Pantai Lampuuk ada di Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar. Pantai yang menghadap ke Samudera Hindia itu terkenal dengan pantai pasir putihnya yang bersih dan halus, serta air yang jernih berwarna biru kehijauan.

Selain itu, Pantai Lampuuk juga cocok bagi peselancar dengan garis pantai sepanjang sekitar 5 Km.

Suasananya sejuk dan tenang, dengan deretan pegunungan dan pepohonan pinus rimbun sehingga matahari pada siang hari tidak akan terlalu terasa menyengat.

Makan malam di Bu Sie Itek Bireun

Salah satu warung makan yang dapat dikunjungi untuk makan malam ketika berada di Banda Aceh adalah Bu Sie Itek Bireun di Jalan Teuku Umar.

Dikutip dari Kompas.com, Bu Sie Itek memiliki arti nasi gulai bebek. Menu tersebut disajikan bersama kuah kari gurih dan kaya rempah.

Ada pula menu ayam tangkap khas Aceh, yakni ayam kampung goreng dengan daun salam koja. Potongan nanas yang disajikan di atas piring turut menambah keunikan rasa.

Dengan Rp 25.000-an kita sudah bisa mendapatkan sepiring ayam tangkap lengkap dengan nasi.

Exit mobile version