korannews.com – Baru-baru ini, tersiar kabar bahwa Singapura, Thailand, Malaysia, dan Brunei Darussalam akan mendaftarkan kebaya masuk daftar warisan budaya UNESCO .
Dilansir dari (24/11/2022), Dewan Warisan Nasional (NHB) Singapura mengatakan kebaya merupakan pakaian tradisional perempuan yang populer di wilayah tersebut.
“( Kebaya ) mewakili dan merayakan sejarah bersama di wilayah tersebut, mempromosikan pemahaman lintas budaya dan terus hadir serta secara aktif diproduksi dan dikenakan oleh banyak komunitas di Asia Tenggara,” bunyi pernyataan NHB.
Nominasi tersebut rencananya akan diserahkan ke UNESCO tahun depan, tepatnya pada Maret 2023.
Asal-Usul kebaya
Menurut Ketua Prodi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret Surakarta Theresia Widyastuti, kebaya awalnya muncul bersamaan dengan kerajaan di Nusantara yang fungsinya menjadi pakaian bagi perempuan di kalangan bangsawan.
Awalnya, perempuan di Nusantara hanya menggunakan kain panjang sebagai kemban. Jika ditelusuri lebih jauh, mereka bahkan hanya menggunakan kain panjang di bagian pinggang ke bawah, sementara bagian dadanya terbuka.
“Sejalan dengan waktu, perempuan khususnya yang merupakan anggota keluarga raja, menutupi bagian atas tubuhnya dengan blus tanpa kancing. Sementara di bagian dalamnya tetap menggunakan kain panjang yang dililitkan dari ketiak hingga mata kaki,” jelas Theresia kepada Kompas.com pada Jumat (25/11/2022).
Dalam perkembangannya, kebaya mulai dipakai semua perempuan. Mereka menggunakannya sebagai pakaian bagian atas, sementara bagian bawahnya menggunakan kain panjang yang disebut jarit di Jawa.
Kebaya juga dipakai di luar Indonesia
Namun, penggunaan pakaian kebaya ternyata tidak hanya dilakukan para perempuan di Indonesia.
Beberapa negara di luar Indonesia pun juga memakai pakaian tersebut, seperti kawasan Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia, bahkan seluruh Asia Tenggara.
“Bentuk blus sederhana seperti kebaya ini juga dipakai oleh perempuan di luar Nusantara. Di China, Malaysia, Singapura, bahkan di seluruh Asia Tenggara,” sambung Theresia.