Travel  

8 Motif Batik Betawi dari Jakarta yang Bernilai Sejarah dan Budaya

8 Motif Batik Betawi dari Jakarta yang Bernilai Sejarah dan Budaya

korannews.com

KOMPAS.com – Indonesia kaya akan beragam batik yang disesuaikan dengan budaya suatu daerah. Salah satunya adalah Provinsi DKI Jakarta.

Di wilayah ini, terdapat batik betawi yang memiliki warna mencolok dan motif unik. Motif batik tersebut kebanyakan dibuat berdasarkan sejarah Jakarta pada masa lalu, dikutip dari laman Dinas Kebudayaan Jakarta, Kamis (19/5/2022).

Motif batik betawi yang menggambarkan sejarah dan budaya Jakarta, mulai dari gambar ondel-ondel, Sungai Ciliwung, kesenian musik tradisional tanjidor, hingga Peta Ceila.

Adapun pembuatan batik di Jakarta dimulai pada abad ke-19 saat rumah mode Met Zeller dan Van Zuylen mulai memproduksi batik berkualitas yang diminati kalangan elit Belanda, China, dan pribumi.

Awalnya motif batik betawi itu dibuat dengan mengambil inspirasi dari corak daerah pesisir utara Pulau Jawa.

Namun, seiring perkembangan zaman, motif batik mulai dipengaruhi oleh kebudayaan China hingga kaligrafi Timur Tengah.

Berikut ini adalah daftar motif batik betawi yang khas dengan kebudayaan dan sejarah Jakarta.

Ragam motif batik Betawi

1. Motif pencakar langit

Motif batik ini bisa disebut sebagai pencakar langit karena gambarnya berupa gedung-gedung tinggi, cukup mencerminkan keadaan Kota Jakarta yang penuh bangunan, dilansir dari laman Museum Nusantara.

Kemudian, ada juga gambar ondel-ondel di sela-sela gedung itu. Orang-orangan berukuran besar tersebut dikenal sebagai salah satu ikon budaya betawi.

Motif batik pencakar langit bermakna, meski Jakarta sudah maju dan modern, ondel-ondel merupakan budaya yang akan terus ada dan sudah menjadi sebuah identitas dari kota ini.

2. Motif jali-jali

Motif jali-jali menjadi motif khas batik betawi karena dulu pohon tersebut banyak tumbuh di Jakarta.

Walau saat ini keberadaan pohon jali-jali sudah jarang ditemui, keberadaan tanaman tersebut bisa dikenang melalui motif batik ini.

Pada masa lalu, saat pohon jali-jali masih banyak tumbuh di Jakarta, anak-anak sering menjadikan buahnya sebagai kalung maupun gelang.

Selain dijadikan motif batik, pohon jali-jali juga diabadikan lewat lagu tradisional Jakarta berjudul “Jali-jali”.

3. Motif Salakanagara

Berikutnya ada motif salakanagara yang dibuat berdasarkan keberadaan Gunung Salak.

Konon, banyak warga Jakarta yang percaya bahwa Gunung Salak punya kekuatan besar yang bisa menjaga kawasan Batavia, salah satu nama Jakarta pada masa lalu tepatnya sejak tahun 1619, dilaporkan oleh Rabu (23/6/2021).

Motif ini juga bernilai sejarah, yakni mengangkat tema dari sebuah kerajaan yang wilayah kekuasaannya meliputi sisi barat Pulau Jawa, termasuk Jakarta.

Dilansir dari , Selasa (18/5/2021), Kerajaan Salakanagara berdiri pada tahun 130-362 Masehi.

Kerajaan ini dipercayai sebagai kerjaan tertua di nusantara. Namun, karena minimnya bukti keberadaan kerajaan tersebut, maka Kerajaan Kutai yang lebih dikenal sebagai kerjaan pertama di nusantara.

4. Motif Nusa Kelapa

Motif ini juga mengandung nilai sejarah karena menggambarkan Jakarta pada masa lalu sebagai daerah yang asri, dengan adanya pepohonan dan persawahan. Namun, akhirnya berubah menjadi kota besar dengan penduduk dan bangunan yang padat.

Sementara itu, nama motifnya diambil dari Peta Ceila yang dibuat pada 1482 hingga 1521 Masehi. Berdasarkan peta tersebut, diketahui bahwa nama asli Jakarta adalah Nusa Kelapa.

Seiring berjalannya waktu, namanya juga sempat berubah menjadi Sunda Kelapa, kemudian jadi Jayakarta, Batavia, dan Jakarta.

5. Motif rasamala

Sesuai namanya, motif batik rasamala berasal dari pohon rasamala.

Pada masa lalu, masyarakat Betawi percaya bahwa pohon tersebut cukup sakral, bahkan bisa memberikan perlindungan. Wangi pohon rasamala disebut mirip wangi kemenyan.

Adapun pada zaman dahulu, pohon ini banyak dijumpai di Jakarta, salah satunya di kawasan yang kini menjadi Pelabuhan Sunda Kelapa.

Motif batik rasamala dibuat berdasarkan kejadian ketika Belanda untuk pertama kalinya masuk ke Batavia.

6. Motif ondel-ondel dan tanjidor

Ondel-ondel dan tanjidor menjadi dua elemen yang melekat erat dengan kebudayaan Betawi. Keduanya pun dilestarikan melalui beragam hal, salah satunya lewat motif batik.

Ondel-ondel memiliki makna sebagai penolak bala dan untuk mengusir makhluk halus yang jahat. Sedangkan, tanjidor merupakan musik tradisional Betawi.

Umumnya motif batik ini memakai sejumlah warna dasar, seperti hitam, kuning, dan jingga, sehingga warnanya terkesan mencolok.

7. Motif ondel-ondel pucuk rebung

Motif ondel-ondel pucuk rebung mengandung makna masyarakat Betawi yang dinilai jujur dan apa adanya.

Warna yang dipilih untuk membuat motif ini umumnya hijau dan biru, lalu gambar ondel-ondel akan ada di bagian tengah kain.

Sementara itu, gambar pucuk rebung akan diletakkan di bagian tepi kain, mengelilingi ondel-ondel.

8. Motif ciliwung

Motif batik ciliwung terinspirasi dari kehidupan masyarakat Jakarta yang tinggal di pinggir Sungai Ciliwung.

Dilansir dari laman Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) DKI Jakarta, motif ini memiliki filosofi agar para pemakainya bisa menjadi pusat perhatian serta diberikan kelancaran rezeki, seperti aliran Sungai Ciliwung.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

error: Content is protected !!