Bumi mencatat waktu rotasi tercepat dalam sejarah alias hari terpendek pada 29 Juni 2022 dengan panjang 24 jam kurang 1,59 milidetik.
Sebagian besar orang merasa waktu belakangan ini berjalan lebih cepat. Satu hari tidak terasa seperti 24 jam, di mana pagi bisa terasa begitu singkat menuju malam hari. Hal ini juga didukung oleh ilmuwan Leonid Zotov, yang mengklaim Bumi memang berputar lebih cepat.
Bumi mencatat waktu rotasi tercepat dalam sejarah alias hari terpendek pada 29 Juni 2022. Menurut laporan Zotov yang dilansir dari CBSNews (5/8), rotasi Bumi pada hari itu 24 jam kurang 1,59 milidetik.
Normalnya, panjang satu hari adalah 24 jam atau 86.400 detik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir rotasi Bumi telah dipercepat, memperpendek beberapa hari dalam beberapa milidetik. Dan terjadi lagi hampir satu bulan setelahnya, yakni pada 26 Juli 2022.
“Sejak 2016 Bumi mulai berakselerasi,” kata Zotov, yang bekerja di Lomonosov Moscow State University. “Tahun ini berputar lebih cepat dari tahun 2021 dan 2020.”
Zotov dan rekan-rekannya percaya fluktuasi ini kemungkinan dapat disebabkan oleh pasang surut bumi. Selain itu, gempa bumi, angin El Nino, lapisan es yang mencair dan membeku kembali, bulan, serta iklim juga dipercaya para peneliti dapat memengaruhi rotasi Bumi, seperti dikatakan USA Today.
Meskipun tidak terjadi setiap hari, tetapi jika tren berlanjut, maka waktu atom (pengukur waktu secara universal di Bumi) mungkin akan berubah. Beberapa ilmuwan mengusulkan untuk mengenalkan sesuatu yang disebut detik kabisat negatif dalam kasus ini.
“Karena kami tidak dapat mengubah panah jam yang menempel pada rotasi Bumi, kami menyesuaikan skala jam atom,” katanya.
Berbeda dengan tahun kabisat, detik kabisat negatif berarti jam yang melewati satu detik. Beberapa insinyur menentang pengenalan detik kabisat, karena dapat menyebabkan masalah teknologi berskala besar. Insinyur Meta Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi, yang juga seorang peneliti, menulis blog tentang hal itu untuk Meta, yang mendukung upaya industri untuk menghentikan pengenalan detik kabisat di masa depan.
“Dengan pola rotasi Bumi yang berubah, sangat mungkin bahwa kita akan mendapatkan lompatan kedua negatif di beberapa titik di masa depan,” tulis insinyur Meta Oleg Obleukhov dan Ahmad Byagowi dalam sebuah posting blog. “Dampak detik kabisat negatif belum pernah diuji dalam skala besar; itu bisa berdampak buruk pada perangkat lunak yang mengandalkan penghitung waktu atau penjadwal.”
Baru minggu lalu, Meta menyerukan diakhirinya detik kabisat, yang telah menyebabkan pemadaman di Reddit dan Cloudflare selama dekade terakhir. Detik kabisat negatif dapat menyebabkan lebih banyak kekacauan, menurut Meta.
Artikel ini bersumber dari www.tek.id.