Apa strategi yang bisa dilakukan bisnis kecil untuk bertahan di tengah laju inflasi yang meningkat?
Inflasi merupakan sebuah fenomena ekonomi makro yang sangat wajar terjadi.
Jika tidak ada inflasi sama sekali, maka tidak ada pergerakan yang positif dalam pertumbuhan perekonomian sebuah negara.
Jadi, sebenarnya inflasi merupakan suatu bagian yang dibutuhkan dan harus ada, selama terjadi pada tingkat yang rendah atau moderat.
Lantas, jika laju inflasi yang terjadi malah lebih cepat dari perkiraan, bagaimana menghadapinya?
Yuk, kita simak satu per satu ulasan singkatnya, berikut ini.
Apa itu Inflasi?
Inflasi adalah suatu fenomena di mana harga kebutuhan barang dan jasa naik secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, harga beras yang kamu pernah beli pasar pada tahun lalu tentu berbeda dengan harga beras hari ini. Begitu juga dengan beras yang kamu beli hari ini, pasti akan berbeda dengan harga beras di dua tahun mendatang.
Beragam faktor memengaruhi harga jual beras tersebut, seperti biaya produksi dan biaya logistik, yang juga mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.
Nah, fenomena tersebut adalah contoh proses inflasi.
Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, di mana harga-harga barang dan jasa mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Lalu, apa yang sebenarnya menyebabkan inflasi?
Penyebab Inflasi
Secara umum, dua komponen dasar yang memengaruhi inflasi adalah perubahan supply and demand (pasokan dan permintaan) & peredaran jumlah uang di masyarakat.
Mungkin kamu sudah mengetahui tentang hukum dasar permintaan dan penawaran, di mana semakin tinggi permintaan, maka akan semakin tinggi pula harga barang/jasa tersebut.
Lalu, bagaimana dengan jumlah peredaran uang?
Kenapa hal tersebut juga memengaruhi laju inflasi?
Nah, misalnya kamu memiliki kebiasaan belanja bulanan dengan nominal belanja sebesar Rp2.000.000,00.
Kemudian, karena perkembangan bisnis sedang membaik, kamu mendapat promosi dan kenaikan gaji dari kantor, sehingga kamu bisa menambah anggaran belanja bulanan menjadi Rp4.000.000,00.
Tentu barang yang kamu ingin beli cenderung ikut bertambah, bukan?
Coba bayangkan hal tersebut terjadi pada banyak orang Indonesia dalam kurun waktu 1-2 tahun, tentu jumlah permintaan barang dan jasa akan ikut naik.
Hal ini membuat penyedia barang dan jasa harus menambah stok mereka, mulai dari meningkatkan kemampuan produksi, kemampuan memasok, dan juga kemampuan penyimpanan.
Dengan begitu, mau tidak mau mereka harus menaikkan harga jual barang/jasa tersebut.
Dari sini, kamu tentu bisa melihat perbaikan kondisi ekonomi masing-masing individu di masyarakat (contohnya seperti meningkatnya daya beli) turut memiliki andil dalam kenaikan harga barang/jasa dari tahun ke tahun.
Kemudian, apa yang strategi yang bisa dilakukan oleh bisnis kecil untuk bertahan di tengah laju inflasi yang berpotensi meningkat?
Strategi Bertahan di Tengah Inflasi bagi Bisnis Kecil
Dalam menghadapi kemungkinan terjadinya laju inflasi yang lebih cepat, bisnis-bisnis dapat melakukan beberapa mitigasi risiko, seperti di bawah ini:
Menyesuaikan harga dengan kondisi pasar dan kompetitor
Sebagai pemilik bisnis, kamu harus selalu cermat dan sigap dalam menyesuaikan harga jual dengan kondisi pasar dan juga para kompetitor.
Perhatikan perubahan harga bahan baku, biaya logistik, dan juga harga jual yang dipasang oleh kompetitor dari waktu ke waktu. Dengan begitu, kamu dapat mengetahui secara cepat jika ada perubahan harga jual yang harus kamu lakukan.
Jika kamu terlambat menyesuaikan harga, bisa jadi bisnismu malah mengalami kerugian.
Merestrukturisasi tenaga kerja
Serupa dengan penyesuaian harga di atas, kamu juga perlu mengamati kinerja tenaga kerja yang kamu miliki secara cermat.
Kurangilah tenaga kerja yang kamu anggap tidak memiliki kinerja yang baik, dan pertahankan karyawan yang berprestasi. Sesuaikanlah gaji dan bonus mereka, sesuai dengan kinerja masing-masing.
Kamu juga perlu mengamati apa yang kompetitor lakukan terhadap para karyawannya; jangan sampai kamu menggaji karyawanmu terlalu rendah sehingga karyawan yang sudah berpengalaman tersebut malah berpotensi direbut oleh kompetitor.
Jika terjadi seperti itu, besar kemungkinan kamu harus mencari karyawan baru, dan perlu membimbingnya kembali dari nol.
Melakukan diversifikasi pemasok (supplier)
Salah satu efek negatif dari inflasi di atas adalah terganggunya rantai pasokan barang dan bahan baku, sehingga biayanya naik berkali lipat.
Inilah kenapa kamu sebaiknya memiliki lebih dari satu pemasok untuk kebutuhan bisnismu.
Hal ini untuk mencegah bisnismu kesulitan mendapatkan barang karena harganya naik dan/atau alur rantai pasokannya sedang kacau.
Jika kamu hanya memiliki satu pemasok, sudah tentu operasional bisnismu hanya tergantung oleh kemampuan pemasok tersebut.
Hal ini sangat berisiko untuk keberlangsungan bisnismu ke depannya.
Mengurangi produk atau lini bisnis yang memiliki kinerja kurang baik
Sebelum laju inflasi yang cepat terjadi, kamu perlu melihat kembali produk barang/jasa yang kamu jual, manakah di antara mereka yang kinerja penjualannya kurang baik?
Jika dalam setahun sebuah produk tidak terjual banyak dan hanya memakan tempat penyimpanan, ada baiknya kamu berhenti dulu memasok barang tersebut.
Evaluasi satu per satu produk yang kamu miliki, dan tentukan mana yang lebih menguntungkan bagi bisnismu.
. . .
Kalau kamu termasuk salah satu pelaku usaha kecil, online sellers, atau freelancers, KoinWorks punya satu solusi nih untuk semua kebutuhan modal bisnis kamu.
KoinBisnis dari KoinWorks adalah produk pinjaman yang ditujukan untuk pengembangan bisnis & pemberdayaan UMKM.
Dengan bunga cicilan rendah antara 0,75% – 1,67% per bulan, kamu bisa mendapatkan pembiayaan bisnis hingga Rp 2 miliar, yang bisa kamu gunakan untuk semua keperluan pengembangan bisnismu.
So, tunggu apa lagi?
Yuk, cari tahu lebih banyak tentang KoinBisnis di sini!
Artikel ini bersumber dari koinworks.com.