POCO baru saja meluncurkan ponsel terbarunya ke Indonesia, yaitu POCO F4 GT. Ponsel ini memiliki prosesor flagship Snapdragon 8 Gen 1 dengan RAM 12 GB.
POCO memiliki tradisi meluncurkan ponsel dengan spesifikasi tinggi, namun dibanderol dengan harga di bawah rata-rata pesaingnya. Baru-baru ini POCO meluncurkan ponsel POCO F4 GT yang menawarkan spesifikasi kelas flagship. Bagaimana tidak, prosesor yang digunakannya adalah Qualcomm Snapdragon 8 Gen 1. Chipset flagship ini dipasangkan dengan RAM 12 GB serta penyimpanan internal 256 GB. Berikut adalah hasil review yang saya lakukan.
Desain
Pada bagian belakang POCO F4 GT, sisi ini dibuat dengan desain yang cukup menarik perhatian. Pasalnya terdapat beberapa aksen yang membuatnya terlihat kokoh. Aksen ini bukan hanya cetakan biasa, tetapi menampilkan tampilan glossy yang dikepung dengan material berbahan matte. Desain akses ini terdiri dari tiga bagian.
Aksen desain pertama menampilkan garis lurus vertikal yang berada di tengah. Akses kedua lainnya memiliki desain lekukan yang berada di di kiri dan kanan ponsel pada bagian belakang. Hal yang cukup disayangkan adalah seluruh bodi POCO F4 GT terasa agak licin di genggaman tangan. Terlebih lagi, ponsel ini memiliki bobot yang cukup berat, yaitu 210 gram.
Modul kamera terdapat pada sudut kiri atas di sisi belakang. Modul kamera ini dibuat menyerupai desain bagian belakang ponsel. Pasalnya, terdapat aksen lekukan pula pada sisi modul kiri dan kanan.
Terdapat tiga kamera pada modul ini. Pertama adalah kamera utama yang mengusung resolusi 64 MP, kamera kedua mengusung lensa ultra lebar beresolusi 8 MP. Dan terakhir adalah kamera makro beresolusi 2 MP. Terdapat pula lampu flash LED yang terletak di luar modul kamera. Uniknya, lampu flash LED ini dibuat mirip seperti bentuk halilintar yang kemungkinan untuk mencerminkan kecepatan dari POCO F4 GT.
Layar ponsel ini memiliki teknologi AMOLED berukuran 6,67 inci. Karena masuk ke dalam kelas flagship, maka tidak heran jika layar ini mengusung refresh rate 120 Hz sehingga mampu menampilkan pergerakan konten yang mulus, termasuk ketika sedang bermain gim. Tidak ketinggalan pula lapisan pelindung Gorilla Glass Victus agar layarnya tahan terhadap goresan dan dampak lainnya.
Hal yang membuat pengalaman lebih imersif ketika menonton film atau bermain gim adalah bahwa POCO F4 GT dilengkapi dengan empat speaker. Keempat speaker ini terdapat di sisi atas dan sisi bawah ponsel (atau sisi kiri dan sisi kanan ketika ponsel sedang dalam keadaan orientasi portrait). Speaker ini dirancang sedemikian rupa sehingga tidak tertutup tangan ketika kamu sedang menonton film atau bahkan bermain gim.
Tombol akses volume terdapat pada sisi sebelah kiri, sedangkan tombol daya terdapat di sisi sebelah kanan. Selain tombol volume dan tombol daya, ada lagi tombol yang tidak biasa yang hadir di ponsel pada umumnya. Ini adalah sepasang tombol yang diberi nama Pop-up Triggers.
Terdapat di sisi sebelah kanan, masing-masing tombol Pop-up Triggers dapat diaktifkan dengan mekanisme slider. Setelah mengaktifkan tombol tersebut, kamu dapat menjadikannya sebagai akses jalan pintas untuk beragam pengaturan. Contoh, kamu dapat akses jalan pintas menekan dua kali atau menekan dan menahannya.
Kamera
Pengujian kamera saya mulai dengan memotret menggunakan kamera utama. Kualitas detail yang diberikan POCO F4 GT cukup mumpuni karena rumput-rumput yang berada di kejauhan terlihat teksturnya. Selain itu, gelombang-gelombang kecil pada air danau juga terlihat cukup jelas. Untuk warna, hijau daun pada pepohonan terlihat cukup alami. Meskipun terlihat agak over-exposure pada ujung pohon yang berada di kejauhan, tekstur awan di langit terlihat jelas tanpa exposure berlebih. Di sisi lain, performa kecerdasan buatan (AI) pada kamera ini memerlukan waktu yang tidak terlalu singkat.
Kamera kedua dari POCO F4 GT memiliki lensa ultra lebar. Aplikasi kamera ini dilengkapi dengan opsi ‘Correct distortion in ultra wide shots’. Oleh karenanya, tidak ada gangguan distorsi pada pinggiran foto yang saya ambil menggunakan kamera ultra lebar. Pada ujung pohon di sebelah kanan, agak terlihat sedikit gangguan over-exposure tetapi masih dalam batas wajar. Ada pula sedikit gangguan under-exposure pada batang pohon sebelah kiri. Sementara itu, awan pada langit terlihat jelas dengan porsi exposure yang sesuai. Sekali lagi, AI pada kamera ini seharusnya lebih tanggap lagi.
Kamera terakhir dari konfigurasi kamera belakang adalah kamera makro. Ini memungkinkan kita tetap berfokus meski memotret subjek dalam jarak sangat dekat. Saat memotret menggunakan lensa ini, warna yang dihasilkannya terlihat tajam tetapi tidak diganggu oleh saturasi yang berlebihan. Meski demikian, garis-garis pada kelopak bunga yang saya foto tidak terlalu tajam.
Untuk performa HDR, ada sedikit gangguan exposure berlebih pada bagian gedung yang berada di kejauhan. Seharusnya, gedung tersebut terlihat agak lebih jelas lagi. Namun, ini hanyalah merupakan sedikit gangguan yang dapat dimaklumi. Pasalnya, warna-warna hijau daun di pepohonan masih terlihat sangat jelas. Selain itu, porsi exposure pada air sungai terlihat seimbang.
Agar subjek utama terlihat lebih menonjol, maka kamu harus memotret menggunakan mode Portrait pada POCO F4 GT. Mode ini menambahkan efek bokeh pada latar belakang subjek. Kamu juga dapat mengatur efek bokeh menggunakan slider aperture digital. Berdasarkan foto yang saya ambil, pemisahan antara latar belakang dan subjek terlihat cukup rapi. Meski demikian, terkadang saya merasa ada sedikit shutter lag ketika ingin mengambil foto.
Bukan masalah bagi POCO F4 GT ketika memotret menggunakan kamera depan sambil membelakangi cahaya. Pasalnya, warna pada wajah masih terlihat normal tanpa gangguan exposure, begitu juga pada pakaian yang dikenakannya. Pada layar belakang, warna hijau daun dan coklat pada batang pohon terlihat jelas dan alami.
Kamera depan POCO F4 GT juga memungkinkan kita memotret selfie dengan latar belakang bokeh. Hasil yang diberikannya cukup bagus meskipun jika diperhatikan lebih seksama lagi, terdapat pencampuran pinggiran subjek dan latar belakang. Namun secara keseluruhan, gangguan kecil tersebut tidak terlalu kelihatan.
Kini saatnya beralih ke pengujian stabilisasi video. Ketika merekam video sembari mengendarai sepeda motor (di tempat yang aman) sistem video terlihat tidak terlalu stabil ketika tangan saya bergoyang. Meski demikian, gangguan stabilisasi ini tidak menurunkan kualitas video secara keseluruhan. Intinya, masih aman ketika tangan tidak terlalu bergoyang.
Tentu saja saya tidak lupa mencari tahu bagaimana performa kamera POCO F4 GT pada malam hari. Untuk kamera utama, hasilnya terlihat terang dan memiliki warna yang cerah pada gedung yang saya foto. Selain itu, lampu warna-warni pada gedung juga terlihat jelas tanpa pergeseran warna. Detail garis-garis pada bagian atas tengah gedung juga terlihat jelas dengan lampu tanpa gangguan blooming. Hal yang paling sering terlihat pada foto malam hari adalah gangguan noise, namun pada kamera utama POCO F4 terlihat minim noise.
Memotret menggunakan kamera ultra lebar pada malam hari, menghasilkan gambar yang cukup terang. Namun, ada beberapa bagian yang terlihat agak gelap yang seharusnya terang. Meski demikian detail yang diberikannya cukup baik, karena lampu dan dan subjek lainnya yang berada di dalam gedung masih mudah terlihat. Gangguan dapat diminimalisir dengan baik, tetapi agak menurunkan kualitas detail pada beberapa bagian. Terdapat sedikit gangguan flare pada lampu putih di sebelah kiri gedung, tetapi ini dapat dimaklumi. Secara keseluruhan, performa kamera ultra lebar dapat diandalkan untuk memotret pada malam hari.
Saya juga menyempatkan diri melakukan selfie pada malam hari. Meskipun wajah sudah terdeteksi kamera untuk melakukan fokus, tetapi hasilnya masih kurang terang. Pencahayaan yang terang lebih dominan pada latar belakang dengan lampu warna-warni. Latar belakang ini terlihat jelas meski ada beberapa area yang terpapar noise. Performa white balance juga masih dapat diandalkan untuk kamera depan di malam hari.
Artikel ini bersumber dari www.tek.id.