Ramai Ciki Ngebul, Terselip Bahaya Jika Nitrogen Cair Masuk ke Mulut

Ramai Ciki Ngebul, Terselip Bahaya Jika Nitrogen Cair Masuk ke Mulut

korannews.comTak hanya bicara soal rasa, kuliner terkadang juga “berbicara” lewat visual yang ditampilkan. Di era borderless seperti saat ini, kuliner dengan plating cantik maupun tampilan yang atraktif, akan menarik perhatian banyak orang dan kemudian mudah menjadi viral, tanpa begitu memperhatikan potensi bahaya yang ditimbulkan. Cikbul alias ciki ngebul , salah satunya.

Bayangkan saja, seporsi mangkok berisi ciki warna-warni dan kemudian “ ngebul ” karena mengeluarkan asap di seluruh permukaannya. Siapa pun, terutama anak-anak, akan dapat dengan mudah memperhatikan dan membelinya, bukan?

Atraksi “ ngebul ” itu disebabkan oleh bahan inovatif bernama nitrogen cair yang juga biasa disebut sebagai ice smoke. Tak hanya pada ciki , penggunaan ice smoke sebenarnya sudah lama dikenal dalam dunia kuliner.

Berbagai jenis minuman pun juga kerap menggunakan nitrogen cair untuk memberikan efek berasap sampai sensasi dingin ketika disantap.

Baca Juga: Tak Hanya Malika, Satu Bocah Lagi Nyaris Jadi Korban Jacky si Penculik Anak

Hanya saja, penggunaannya dilakukan dalam takaran dan tata cara yang tepat, sehingga tidak menyebabkan gangguan pada kesehatan manusia. Di balik tampilannya yang memikat, ternyata ada bahaya nitrogen cair pada makanan apabila dikonsumsi sembarangan.

Nitrogen cair adalah gas nitrogen dalam kondisi yang dibuat cair pada suhu yang sangat rendah. Nitrogen cair sebenarnya bukan barang baru dalam industri makanan global. Bahan kimia ini telah digunakan untuk membekukan dan mengawetkan sejumlah makanan sejak 1800-an silam.

Karena suhunya sangat dingin, bahan ini dapat membekukan apa pun dalam sekejap. Belakangan, nitrogen cair digunakan untuk mendinginkan minuman, makanan penutup, es krim, atau meningkatkan presentasi hidangan. Cairan ini juga banyak digunakan dalam industri pengemasan makanan, karena dapat menunda makanan lekas tengik.

Baca Juga: Kronologi Joao Felix Diusir Wasit Saat Debut untuk Chelsea, Bakal Absen di 3 Pertandingan

Antropolog makanan dan budaya (food anthropologist) dari Universitas Padjadjaran Hardian Eko Nurseto menyebutkan bahwa dalam dunia kuliner, teknik pembekuan makanan untuk tujuan memperpanjang umur simpan sudah dikenal sejak 1800-an di Eropa dan Amerika. Yakni dengan mencampurkan es dengan garam.

“Kemudian berkembang teknik pembekuan lain dengan cara cryogenic yang dapat membekukan makanan dengan cepat. Makanan direndam dalam cairan cryogenic, salah satunya adalah nitrogen cair yg memiliki titik didih sangat rendah atau -196 derajat celcius,” kata pria yang biasa disapa Seto ini, Kamis, 12 Januari 2023.

Penggunaan nitrogen cair salah satunya kian populer di kalangan pecinta kuliner, ketika diperkenalkan kembali dalam molekuler gastronomi (molecular gastronomy). Teknik ini dikenal sebagai pengolahan bahan makanan yang merupakan penggabungan antara sains (tepatnya unsur fisika dan kimia, termasuk perubahan molekul pada bahan makanan), serta kreasi dari bahan makanan itu sendiri.

Baca Juga: Konsumsi Makanan Tak Sehat Berdampak pada Otak, Bisa Picu Hilangnya Ingatan

Seperti diketahui, seorang chef tak hanya dituntut untuk menyajikan santapan lezat yang siap memanjakan lidah penikmatnya, tetapi juga harus terus berinovasi dalam mengolah berbagai jenis bahan makanan untuk kreasi hidangannya.

Dalam teknik molukuler gastronomi, chef menggunakan nitrogen cair sebagai coolant, bukan sebagai ingredients. Sehingga, fungsinya lebih kepada alat pembekuan makanan yang cepat.

“Tugasnya hanya mendinginkan kemudian menguap. Jadi nitrogen cair ini tidak pernah masuk mulut. Karena nitrogen cair bisa menyebabkan luka bakar pada kulit dan radang dingin,” ujar Seto, yang juga merupakan jebolan Masterchef Indonesia Season 8 (MCI8) ini.

Baca Juga: Jadwal Malaysia Open 2023 Hari Ini: Indonesia Sisakan 5 Wakil di Perempat Final

Belakangan ini, nitrogen cair atau ice smoke semakin diminati masyarakat. Keterjangkauannya tak lagi hanya berada pada pangsa pasar yang terbatas (niche market), namun juga menelisik pelosok, hingga ke kantong keramaian.

Salah satu daya tarik yang semakin membuat popularitas nitrogen cair itu melesat, dilanjutkan Seto, adalah sensasi asap yang menarik perhatian orang.

“Ini sama menghipnotisnya seperti menggodanya cah kangkung di atas hotplate yang dibawa pelayan di restoran seafood, atau ketika kita melihat kepulan asap dan api dari pedagang tepanyaki atau grilled di festival kuliner,” tutur Seto.

Baca Juga: Roundup: Revaldo Lagi-lagi Berurusan dengan Polisi karena Kasus Dugaan Narkoba, Sabu dan Ganja Jadi Bukti

Asap yang dihasilkan seakan memberikan efek dramatis dan menjadi elemen yang seksi (wow factor) dari hidangan yang ada di depan kita sebelum disantap. Problemnya kemudian adalah siapa saja bisa membeli nitrogen cair. Akan tetapi, tidak semua orang tahu bagaimana cara menggunakannya.

“Nitrogen cair bukanlah elemen untuk menimbulkan asap, tapi dia bertugas untuk membekukan makanan, dan ini yang sering salah kaprah. Pedagang menuangkan nitrogen cair ke cup berisi snack ringan dan langsung diberikan ke konsumen yang sama-sama tidak tahu bahaya dari kontak langsung dengan nitrogen cair tersebut,” kata Seto.***

Exit mobile version