Cara Mengatasi Mahalnya Biaya Membesarkan Anak di Indonesia – Memiliki anak bukanlah perkara mudah, tak hanya soal kesiapan mental orang tua dalam mengurus anak, tetapi juga kesediaan biaya yang harus dikeluarkan hingga ia dewasa.
Di Indonesia sendiri, Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), masih tergolong tinggi. Di mana setiap tahunnya ada 4,3 juta sampai hampir 4,8 juta bayi baru lahir di Indonesia.
Bahkan pada tahun baru 1 Januari 2020 lalu saja, ada sekitar 13.020 bayi baru yanglahir di Indonesia.
Dilansir dari tirto.id, jika kamu memiliki satu anak pada 2009, estimasi biaya yang dikeluarkan adalah Rp25.588.000 per tahun atau setara Rp2,13 juta per bulan. Tidak termasuk biaya susu formula dan juga baby sitter, ya.
Sementara untuk anak kelahiran tahun 2016, biaya membesarkan anak yang harus dikeluarkan selama setahun adalah sebesar Rp31.596.000.
Bagaimana dengan keadaan saat ini?
Studi Kasus
R merupakan seorang isteri yang bekerja dan baru memiliki anak pada November 2019.
Ia dan suami menggabungkan kedua penghasilan mereka sebagai biaya membesarkan anak.
Dikarenakan usia anak mereka masih kecil, R menyebut bahwa biaya cukup terjangkau, apalagi anaknya masih konsisten ASI sehingga belum mengeluarkan biaya untuk susu formula.
Dalam sebulan, ia bisa rutin mengeluarkan kurang lebih Rp400 ribu untuk popok dan kantong ASI.
Selain itu, demi kesehatan sang anak, ia tak hanya mengandalkan vaksin biasa gratis dari Puskesmas, R mengaku mengeluarkan biaya vaksin tambahan yang harganya bisa kurang lebih Rp1,1 juta.
Tak hanya itu, selama sebulan ia dan suami juga menyisihkan sekitar 10% penghasilan untuk menabung dana darurat anaknya.
Sedikit berbeda, A yang memiliki anak lebih besar (lahir pada Mei 2019), menyebut bahwa dalam sebulan bisa mengeluarkan Rp5 juta untuk biaya membesarkan anak termasuk imunisasi, pengasuh anak, makanan, dan biaya lain seperti baju.
A belum mengeluarkan biaya untuk susu formula karena anaknya masih diberikan ASI eksklusif, sehingga pengeluarannya masih bisa ditekan.
Dalam sebulan, A mengaku bahwa 30% penghasilannya disisihkan untuk tabungan anak, sedangkan 70% untuk kebutuhan anak.
Nah, setelah mengetahui estimasi biaya membesarkan anak di atas, kira-kira bagaimanakah cara menekan biaya yang ada? Hal-hal berikut ini bisa kamu terapkan.
Cara Mengatasi Mahalnya
Biaya Membesarkan Anak di Indonesia
Mengurangi Biaya Makan
Makan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap harinya. Tak bisa dipungkiri bahwa hal ini banyak mengeluarkan biaya.
Tapi, nyatanya uang makan bisa lho dikurangi, sehingga selebihnya dapat kamu alokasikan untuk menambah biaya membesarkan anak.
Banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk melakukan hal ini tanpa harus mengurangi kualitas gizi.
Dari 2 studi kasus di atas, kedua orang tua bisa menekan biaya karena anaknya masih diberikan ASI eksklusif.
Tak hanya memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan anak, tetapi pemberian ASI juga berdampak besar bagi keadaan ekonomi keluarga.
UNICEF pernah menghitung bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membeli susu formula di Indonesia mencapai Rp1.689.120 per bulan.
Kalau biaya tersebut dikeluarkan selama 6 bulan masa ASI Eksklusif, maka angkanya bisa mencapai lebih dari Rp10 juta. Lumayan besar, ya?
- Buat Sendiri Makanan untuk Bayi
Tak hanya lebih ekonomis, membuat sendiri makanan untuk bayi juga dinilai lebih sehat karena bebas dari bahan pengawet.
Jika ingin membuat sendiri, hindarilah penggunaan perasa seperti garam atau gula yang berlebihan. Kenalkan sayuran, buah dan umbi-umbian terlebih dahulu kepada si kecil agar ia menyukai juga rasa-rasa alamiah.
Setelah itu, barulah dimodifikasi dengan nasi yang diblender, lauk dan sayuran rebus.
Cara ini sudah terbukti ampuh untuk mengurangi biaya makan sehari-hari. Cobalah bangun lebih pagi, dan memasak untuk sarapan serta bekal makan siang.
Biasanya, biaya bahan baku makanan, jauh lebih murah ketimbang total biaya makan di luar.
Selain itu, kamu bisa meminta pasangan untuk turut membantu menyiapkan juga, lho.
Walaupun harga camilan seperti makanan ringan tidak terlalu mahal, namun bila dikeluarkan secara sering bisa berpengaruh besar terhadap keuangan kamu.
Maka dari itu, mulailah menyimpan camilan seperti buah-buahan yang tak hanya sehat tapi jatuhnya juga lebih ekonomis.
Mengurangi Biaya Kesehatan
Seperti studi kasus dari R, di mana ia memanfaatkan vaksin di Puskesmas secara gratis dari program pemerintah, sehingga hanya menambahkan vaksin tambahan.
Nah, kamu juga sangat bisa lho memanfaatkan program pemerintah seperti BPJS kesehatan untuk mengurangi biaya.
Memang, sistem BPJS kesehatan belum sepraktis milik asuransi konvensional yang kebanyakan sudah online, tetapi hal ini bisa menjadi alternatif sebelum kamu memiliki asuransi kesehatan.
Adapun saat ini, tarif iuran BPJS kesehatan terbilang cukup terjangkau untuk keluarga dibandingkan asuransi konvensional, mulai dari Rp42.000 untuk kelas III, Rp110.000 untuk kelas II, hingga Rp160.000 untuk perawatan kelas I.
Mengurangi Biaya Hiburan
Saat weekend tiba, daripada liburan di mall yang biasanya berujung berbelanja, bagaimana jika mencoba tur museum atau berwisata ke kebun binatang?
Selain lebih murah, kamu juga bisa memberikan edukasi kepada si kecil, sekaligus mempererat ikatan dengan keluarga karena beraktivitas di luar ruang.
Tak hanya itu, kamu juga bisa mencoba kegiatan bingewatching bersama keluarga di rumah, dibandingkan dengan mengantre serta menonton film di bioskop.
Carilah alternatif hiburan yang memiliki biaya lebih murah, namun tetap berkualitas.
Mengurangi Biaya Pendidikan
Memang, semua orang tua tentu ingin memberikan pendidikan berkualitas baik kepada anaknya. Namun, nyatanya kamu bisa lho mengurangi biayanya tanpa harus menurunkan kualitas.
Pertama, kamu bisa memilih sekolah negeri yang memang lebih terjangkau. Jika diriset secara mendalam, banyak lho sekolah-sekolah negeri yang baik, bahkan menjadi favorit dan mampu menciptakan lulusan berkualitas.
Kedua, kamu juga bisa mencari-cari beasiswa yang memang sesuai dengan potensi anak. Misalnya, si kecil berpotensi pada bidang seni, kenapa tidak masukkan saja ia ke sekolah seni melalui jalur beasiswa?
Jika memang tidak mendapat beasiswa secara full, biasanya kamu bisa mendapatkan pengurangan biaya.
Tapi sebelumnya, untuk bisa mengurangi biaya membesarkan anak khususnya pendidikan, kamu harus mengetahui terlebih dahulu angka yang dibutuhkan di masa depan nanti.
Baca Juga: Mempersiapkan Tabungan Pendidikan Anak, Bagaimana Caranya?
Setelah mengetahui hal tersebut, jangan lupa juga untuk menyisihkan dananya dengan berinvestasi. Alasannya? karena pendidikan memiliki inflasi 10%-15% per tahun, maka dari itu menabung saja tidaklah cukup karena tak mampu menutupi kenaikan tersebut.
Pilihlah instrumen investasi yang bisa memberikanmu keuntungan lebih dari angka penambahan inflasi, seperti KoinP2P dari KoinWorks dengan imbal hasil efektif 18% per tahun.
Memiliki anak tentu saja anugrah yang paling indah bagi setiap orang tua, maka dari itu memberikan semua hal terbaik menjadi tujuan.
Selain memenuhi kebutuhan si kecil sehari-hari, jangan lupa juga menyisihkan sebagian untuk dana investasi di masa depan.
Dengan melakukan investasi, kamu akan mampu mengatasi inflasi keuangan yang ada nantinya daripada hanya menabung.
Banyak instrumen investasi yang bisa kamu pilih, seperti mendanai di KoinWorks, Super Financial App, yang sudah berizin dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Hanya dengan modal awal Rp100.000, kamu bisa langsung mendanai di KoinP2P dengan imbal hasil efektif 18% per tahun.
KoinWorks, adalah sebuah aplikasi yang memungkinkan kamu untuk mengembangkan aset sekaligus meminjam dana hanya dalam satu dasbor.
Saat ini, kemudahan dalam mengembangkan aset untuk masa depan bisa diakses hanya dalam genggaman tangan. Jadi, tidak ada alasan untuk tak melakukannya dari sekarang.
Referensi: tirto.id, unicef.org, beritasatu.com
Artikel ini bersumber dari koinworks.com.