Drama berakhir, giliran ganda putra bidik juara di Eropa

Drama berakhir, giliran ganda putra bidik juara di Eropa

korannews.com – Timnas bulu tangkis Indonesia dengan kekuatan 15 wakil melenggang ke Benua Biru untuk menghadapi tiga turnamen World Tour BWF setelah beristirahat kurang lebih satu bulan pascalaga di Jepang awal September.

Turnamen kategori BWF Super 750 Denmark Open 2022 menjadi pertarungan pertama Skuad Merah Putih pada 18-23 Oktober. Berlanjut ke French Open (Super 750) di Paris pada 25-30 Oktober, dan Hylo Open (Super 300) di Saarbrucken, Jerman 1-6 November.

Dari 15 belas wakil Indonesia, sektor ganda putra menjadi ujung tombak timnas untuk mendulang gelar di Kota Odense, Denmark.

Lima pasangan diturunkan, yaitu dari Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.

Namun dari kelima ganda putra tersebut hanya tiga pasangan yang dibebankan merebut gelar juara dari Denmark Open yaitu Minions, The Daddies, dan Fajar/Rian.

Hal tersebut diketahui dari surat laporan resmi yang ditunjukkan kepada Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.

Meski tak mengizinkan publikasi isi laporan tersebut secara lengkap, Rionny menjelaskan bahwa timnas dalam tingkat kesiapan penuh sehingga berani memasang target juara bagi ganda putra.

Bahkan Rionny menjamin kesiapan lini ganda putra dan tak terpengaruh masalah internal yang sebelumnya melanda hubungan kepala pelatih Herry Iman Pierngadi dan Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Meski sempat bersitegang, Herry dan Kevin cukup dewasa untuk segera menyudahi konflik dan kembali beriringan di pelatnas untuk mencetak prestasi terbaik. Bahkan keduanya terlihat kembali berlatih bersama di gedung latihan Pelatnas Cipayung, satu hari sebelum bertolak ke Denmark.

PBSI berharap Herry dan Kevin/Marcus bisa bekerja sama untuk mengembalikan dominasi pasangan berjuluk Minions merebut berbagai gelar bergengsi dan kembali bertengger di peringkat teratas.

Sementara itu, Hendra menilai perselisihan yang terjadi antara pelatih dan atlet adalah hal yang wajar terjadi. Menurut pebulu tangkis paling senior di pelatnas itu, baik atlet atau pelatih sah-sah saja untuk mengungkapkan kritik.

“Memang bisa saling kritik dan kasih masukan. Itu wajar saja, yang penting mereka sudah bertemu dan saling memaafkan,” kata Hendra.

Proses persiapan

Coach Herry akan bertanggung jawab penuh dalam mewujudkan target yang dibebankan oleh PBSI pada sektor asuhannya. Tak ingin memikirkan masalah lampau, ia pun fokus menggembleng atlet asuhnya agar bermain prima.

Dua turnamen di Jepang, yaitu Japan Open dan Kejuaraan Dunia menjadi pelajaran berharga bagi ganda putra timnas. Oleh sebab itu, Herry memberikan program latihan maksimal selama 4 pekan yang meliputi teknik, fisik, dan mental.

Tak hanya latihan, Herry juga sempat menggelar simulasi pertandingan pada kelima pasang yang akan bertanding dan mendapatkan hasil yang menggembirakan.

Meski PBSI secara jelas menyebutkan siapa saja yang dipatok target juara, pelatih berjuluk coach Naga Api itu enggan jemawa dengan menyebut siapa pun boleh jadi juara. Tidak hanya di Denmark, di Prancis atau Jerman pun, Herry tetap berharap yang terbaik.

Namun selain Denmark, Herry juga melihat French Open sebagai peluang terbesar bagi ganda putra Indonesia untuk mendulang gelar di Eropa. Alasannya, suasana di Prancis lebih nyaman sehingga menjadi keuntungan bagi timnas untuk membentuk kekuatan mental, termasuk untuk transisi dari Odense ke Paris pun tak terlalu merepotkan.

“Biasanya di Prancis suasananya lebih happ‘, yang utama kan kondisi hati mereka karena bisa menghilangkan capek. Termasuk pilihan makanan di sana lebih beragam, mereka lebih mudah pilih makanan sesuai selera,” tutur Herry.

Terlihat sepele, namun Herry mengetahui bahwa makanan turut mempengaruhi semangat juang para atletnya. Saat menjalani turnamen, rutinitas atlet hanya didominasi dengan bertanding, istirahat, dan makan sehingga penting bagi pelatih untuk menjaga siklus tersebut agar seimbang.

Tak lupa ia turut mengingatkan para pemainnya untuk tetap waspada selama bertanding di Eropa. Jeda yang cukup lama tak hanya menjadi keuntungan penghuni Pelatnas Cipayung, namun juga pesaing dari negara lain.

Herry tak ingin optimisme yang terbangun dalam mental pemainnya terlalu berlebihan. Dengan tegas ia meminta untuk berhati-hati dan mempelajari peta kekuatan calon lawan di Eropa.

Apalagi dengan formasi berlapis hingga lima pasangan, tentu memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan bagi timnas.

“Kelebihannya bawa banyak ganda ya sangat memungkinkan untuk bertemu di putaran akhir atau All Indonesian Final. Tapi minusnya kalau mereka saling bertemu di babak awal, rontoknya lebih cepat,” Herry menjelaskan.

Bekal evaluasi

Hasil tak maksimal di Jepang bulan lalu menjadi evaluasi bagi ganda putra. Bahkan saat itu tim asuhan Herry dinilai telat panas sehingga kerap terlibat rubber game yang melelahkan.

Berdasarkan evaluasi dari mengikuti Japan Open dan Kejuaraan Dunia di Tokyo, kekurangan ganda putra lebih pada aspek mental sehingga mempengaruhi pola permainan di lapangan.

Oleh sebab itu, Herry menampik anggapan bahwa fisik menjadi “tersangka” dari dugaan telat panas. Herry berharap hal tersebut tak kembali terulang di Eropa karena ia begitu yakin dengan persiapan selama 1 bulan di Jakarta.

Mantan peringkat satu dunia Kevin/Marcus diyakini akan tampil lebih baik dari sebelumnya. Herry menuturkan porsi latihan untuk bertanding di Denmark jauh lebih banyak jika dibandingkan ke Jepang.

Selain Minions, pasangan Fajar/Rian juga mendapat perhatian lebih dari Herry.

PBSI menaruh harapan besar bagi ganda putra peringkat enam dunia itu. Performa Fajar/Rian mengalami kenaikan positif sehingga digadang bisa tampil lebih baik dari kedua rekan mereka yang secara peringkat lebih superior.

“Terlihat mental mereka sedang naik banget, tapi dari segi permainan lebih santai. Nah ini jadi peak (puncak) mereka dari segi usia dan mentalnya. Titik balik mereka saat juara di Swiss Open. Di Korea meski letih tetap bisa sampai final. Mereka yang paling fit saat ini,” tutur Herry.

Exit mobile version