korannews.com – Atlet equestrian Indonesia Euclia Purnama merayakan Natal dengan berbagi kasih dan kebahagiaan bersama dengan masyarakat kurang beruntung di sekitar kolong jalan Veteran, Jakarta Pusat, Sabtu.Bagi Euclia Natal memiliki makna tersendiri. Setiap tahunnya, Euclia ingin Natal dijalani dengan suka cita. Sadar bahwa tak semua orang memiliki keberuntungan, Euclia setiap tahunnya rutin membantu meringankan beban sesama dengan cara berbagi kasih saat Natal.Pada Natal tahun ini, Euclia menyempatkan diri berbagi kasih dengan 38 anak-anak dan 112 orang dewasa yang kurang mampu. Berbagai kegiatan seperti syukuran menjelang natalan, lomba menari, lomba menyanyi, dan lomba menggambar dan mewarnai khusus anak-anak menambah keseruan kegiatan ini.“Kalau makna Natal menurut saya ini bisa dibilang merayakan kalau untuk orang kristen bisa dirayakan dalam arti kelahiran Tuhan Yesus,” ujar Euclia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.“Tentunya perayaan harus disambut suka cita semuanya. Saya ingin membuat mereka bahagia dengan memberikan kado dan lain-lain di hari Natal,” kata Euclia menambahkan.Bagi Euclia, berbagi kasih saat Natal juga menjadi bentuk syukur karena menjalani tahun yang luar biasa sebagai atlet di 2022.
Di penghujung tahun, Euclia berhasil menyabet medali perak di kejuaraan internasional Princess Cup 2022 di Thailand, bulan lalu, bersama Muhammad Akbar Kurniawan dan Kayla Alesha untuk nomor beregu.“Saya sangat bersyukur bisa mendapatkan peringkat kedua dalam pertandingan Internasional. Ini sebenarnya bukan hanya akibat hasil kemarin, cuma saya memang ingin memberi kebahagiaan kepada beberapa orang lain,” ujar Euclia.
Aksi sosial melekat pada diri Euclia. Usai kejuaraan di Thailand, dia juga turut berbagi dengan menyalurkan bantuan berupa makanan, makanan bayi, susu, handuk, selimut, matras, minuman, obat, vitamin, dan lainnya, untuk korban gempa Cianjur, Jawa Barat.Adapun target besar diusung atlet 16 tahun ini pada 2023 adalah tampil dalam liga equestrian bergengsi.“Untuk tahun depan saya ingin ikut lebih banyak pertandingan yang memiliki sistem liga. Dengan sistem liga, atlet bisa lebih berkembang karena porsi latihan pasti bertambah,” pungkas Euclia.