diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar, terutama yang imunitasnya rendah
Jakarta (ANTARA) – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa kebijakan vaksinasi cacar monyet (monkeypox) tidak diberlakukan menyeluruh kepada seluruh masyarakat seperti vaksinasi COVID-19.
“Ini karena lebih segmennya khusus kita keep untuk diberikan ke yang mungkin lebih memiliki kans kena lebih besar, terutama yang imunitasnya rendah,” kata Menkes dalam keterangan pers seusai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas terkait Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Terlebih lagi Menkes mengingatkan kembali bahwa penularan cacar monyet jauh lebih susah dibandingkan COVID-19.
Baca juga: Presiden minta jajaki vaksinasi COVID-19 anak usia di bawah enam tahun
Menkes menjelaskan bahwa penularan cacar monyet hanya melalui kontak fisik dengan cairan dari bintik-bintik cacar seseorang yang sudah mengidap dan tidak melalui droplet laiknya COVID-19.
“Dia juga hanya bisa menular ketika (pengidap) secara fisik sudah kelihatan bintik-bintik cacarnya dan cairannya. Kalau COVID-19 kan masih sehat pun bisa menular jadi lebih berbahaya,” katanya.
Oleh karena itu vaksinasi hanya akan diberikan kepada orang-orang dengan imunitas yang sudah dipastikan rendah.
“Karena itu tadi, menularnya susah sekali, ini jauh lebih susah dibandingkan COVID-19, jadi enggak worth it untuk semua orang dikasih vaksin cacar monyet,” kata Budi.
Baca juga: Menkes: Kajian vaksin anak dan lansia upaya perkuat antibodi warga
Menkes menjelaskan pemerintah sudah membeli vaksin cacar monyet yang disiapkan bagi para penderita serta kalangan dengan imunitas yang rendah.
“Sekarang vaksinnya sudah kita beli, sekarang sedang on the way datang. Obat-obatannya kita sudah terima, antivirus biasa,” ujarnya.
Di sisi lain, Menkes juga mengingatkan bagi mereka yang sebelumnya sudah menerima vaksin cacar/smallpox di masa lalu masih bisa terproteksi dari cacar monyet.
Ia mencontohkan dirinya sendiri dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang juga hadir dalam keterangan pers selepas rapat, sebagai golongan yang disebutnya masih terproteksi.
Baca juga: Pemerintah siapkan vaksinasi COVID-19 lanjutan akhir tahun 2022
“Jadi kalau kayak saya, kayak Pak Airlangga, sebenarnya masih terproteksi karena dulu kita pernah divaksin cacar smallpox,” tuturnya.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sejak 23 Juli 2022 telah menetapkan cacar monyet sebagai penyakit yang dapat menjadi darurat kesehatan global.
Kementerian Kesehatan pada Sabtu (20/8) mengumumkan temuan kasus pertama terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia pada seorang pasien laki-laki berusia 27 tahun, yang sebelumnya mengalami keluhan kesehatan beberapa hari setelah kembali dari perjalanan wisata ke beberapa negara di Eropa Barat pada 8 Agustus 2002.
Baca juga: Menkes minta RI bersiap hadapi mutasi virus baru pada awal 2023
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Agus Salim
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.