Ketua Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) Bencoolen Syiafril Syahbuddin, menyebutkan bahwa Festival Tabut dilaksanakan hanya sepuluh hari dalam satu tahun, tepatnya pada 1 – 10 Muharram.
Kata Tabut dapat diartikan sebagai keajaiban atau keanehan. Sebab, dalam perjalanannya dari masa ke masa menunjukkan keanehan dan daya tarik tersendiri yang luar biasa, khususnya pada hari terakhir yaitu 10 Muharram yang seringkali membuat masyarakat kagum sekaligus terheran-heran dengan daya tarik bangunan Tabut yang ditampilkan.
Selama dua tahun terakhir, yakni pada 2020-2021 Festival Tabut di Provinsi Bengkulu tidak dilaksanakan akibat pandemi COVID-19. Sehingga pada 2022 Festival Tabut kembali digelar, meskipun dilaksanakan dengan terbatas dan tidak mengadakan bazar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19.
Masuk kalender internasional 2023
Pada perayaan Festival Tabut 2022, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, datang ke Bengkulu untuk menyaksikan langsung keindahan bangunan Tabut yang penuh dengan tradisi dan budaya yang khas.
Menparekraf berencana menjadikan Festival Tabut yang merupakan acara tahunan Provinsi Bengkulu untuk masuk dalam Kalender Internasional 2023.
Kemenparekraf akan memfasilitasi dengan baik.
Masuknya Festival Tabut menjadi Kalender Internasional karena Tabut memiliki nilai karakteristik dari budaya, seni, tradisi dan lainnya. Selain itu, Festival Tabut dinilai memiliki parameter sisi substansi, kelembagaan pengelola, efek berganda (multiplier effect) ke masyarakat serta kandungan nilai budayanya kompleks dan tinggi.
Dengan penyajian yang baik dan kerja sama antara pemerintah Provinsi Bengkulu dan Pemerintah Pusat dapat memperkenalkan Festival Tabut menjadi budaya dunia. Sehingga pada Festival Tabut 2023 akan dikolaborasikan dengan beberapa negara tetangga untuk membantu mengenalkan Festival Tabut.
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah akan berusaha keras dalam mewujudkan Festival Tabut Bengkulu 2023 sebagai Kalender Internasional.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Bengkulu bersama jajaran teknis akan melakukan pembahasan lebih rinci, terutama dari aspek persepsi dan kepemilikan, legal aspek, penetapan lokasi pelaksanaan permanen dan titik ekspos budaya dan lainnya.
Ketua KKT Bencoolen Syiafril Syahbuddin berterima kasih atas dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk menjadikan Festival Tabut sebagai Kalender Internasional. KKT sebagai penjaga budaya Tabut Bengkulu mendukung Festival Tabut Bengkulu menjadi event Internasional.
Tumbuhkan ekonomi kreatif
Melalui Festival Tabut 2023 yang masuk dalam kalender internasional diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk memperkenalkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat Provinsi Bengkulu.
Pelaksanaan Festival Tabut sejak awal dilaksanakan tidak lepas dari bazar UMKM masyarakat di seluruh wilayah Provinsi Bengkulu. Sehingga para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mempersiapkan diri guna memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan Festival Tabut 2023.
Selain itu, kepada pemerintah terkait dan perusahaan swasta dapat memberikan pembinaan kepada pelaku UMKM untuk melakukan yang terbaik. Pelaku UMKM Bengkulu dapat mempersiapkan diri untuk menyambut Festival Tabut agar bisa naik kelas dan Go Internasional. Pemprov Bengkulu saat ini sedang melakukan pendataan terhadap pelaku UMKM dari seluruh wilayah yang memiliki kualitas terbaik dari sisi produk.
Kesenian dan budaya.
Pergelaran dan pelaksanaan Festival Tabut identik dan tidak lepas dari alat musik ‘Doll’ dan bangunan Tabut yang dibuat langsung oleh Keluarga Kerukunan Tabut di Kota Bengkulu.
Selama pelaksanaan Festival Tabut diadakan pergelaran lomba musik Doll dan seni tari khas Provinsi Bengkulu.
Pelaksanaan pembukaan Festival Tabut diawali ritual Pamit Raja Agung yang merupakan sebuah tradisi yang dilakukan oleh Kerukunan Keluarga Tabut (KKT) sebelum memulai ritual pengambilan tanah atau ‘Ambik Tanah’.
Usai melakukan pamit terhadap Raja Agung, KKT Bencoolen melakukan pengambilan tanah di Gerga Tabut Imam Berkas Kota Bengkulu.Prosesi pengambilan tanah bukan dilakukan di makam keramat, melainkan mengambil tanah yang bersih dan tidak kotor.
Untuk prosesi pengambilan tanah dilakukan untuk mengingatkan seluruh umat manusia bahwa manusia akan meninggal dan tidak ada yang abadi.
Selain prosesi Ambik tanah, dalam rangkaian Festival Tabut juga ada beberapa upacara dan pergelaran seni budaya lainnya seperti upacara Duduk Penja.
Arak Gedang Tabut Tebuang serta Tabut tebuang yang diawali dengan pelepasan bangunan Tabut untuk di buang ke pemakaman Karabela Kota Bengkulu. Seluruh prosesi adat dari awal hingga akhir untuk kegiatan Festival Tabut 2022 telah dilakukan dengan baik.
Festival Tabut yang sarat makna ini telah lama berlangsung, tahun demi tahun. Diharapkan dengan persiapan yang matang semua pihak, maka tekad untuk menjadikan festival ini sebagai Kalender Internasional pada 2023, benar-benar bisa terwujud.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.