Peran foresight adalah tinjauan atas pilihan alternatif pada masa depan dan merupakan salah satu dari tiga peran yang harus dijalankan sebuah lembaga pemeriksa berdasarkan INTOSAI Accountability Organization Maturity Model. Selain foresight, ada pula peran oversight dan insight.
“Indonesia memiliki sosio kultural yang berbeda. Cara pemeriksaan di Pulau Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi, berbeda-beda, jadi itu yang kami sampaikan kepada negara-negara G20,” ujar Achsanul di Nusa Dua, Badung, Bali, Senin.
Kondisi itu, sambung dia, sangatlah berbeda dengan kebanyakan negara G20 yang cenderung memiliki kesamaan pada tingkat sosial hingga budaya di tiap wilayah.
Dengan demikian, negara-negara tersebut tidak bisa disamakan dengan Indonesia yang setiap pemeriksaan keuangan di tiap daerahnya memiliki cara yang berbeda-beda.
Baca juga: Wapres: SAI20 jadi langkah awal kolaborasi lembaga audit G20
Oleh karena itu, Achsanul menyebutkan hal itu yang membuat Konferensi Tingkat Tinggi SAI negara-negara G20 (SAI20) akan menyampaikan satu aturan agar hasilnya bisa didiskusikan mana yang paling efektif.
“Komunikasi kami sejauh ini bagus dengan SAI20,” tuturnya.
Berdasarkan komunikasi tersebut, ia mengatakan banyak dari SAI20 memberi respons dengan melakukan diskusi dengan BPK, hingga datang untuk mencontoh, termasuk dalam sistem audit berdasarkan teknologi informasi (TI) dan pengawasan berkelanjutan.
Indonesia telah menjalankan sejumlah proses pemeriksaan dengan cara memanfaatkan TI dan delivery system yang simpel, sehingga menjadi salah satu negara yang sukses dari metode penerapan TI. Sedangkan terkait pengawasan berkelanjutan diperkirakan terus difokuskan hingga beberapa tahun ke depan.
Baca juga: BPK: SAI20 dan negara G20 akan berkolaborasi dalam implementasi SDGs
Baca juga: Ketua BPK: 12 negara hadiri Konferensi Tingkat Tinggi SAI20 2022
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Satyagraha
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.