“Kita harus jaga semangat kebangsaan generasi muda agar tidak menjadi generasi disorientasi kebangsaan. Kita khawatir kalau dibiarkan nanti generasi mendatang kurang memahami bangsanya sendiri,” kata Boy Boy dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia mengajak para tokoh masyarakat, tokoh agama, termasuk aparat desa untuk berperan memperkuat sinergisme deteksi dini terhadap penyebaran radikalisme dan terorisme kepada generasi muda.
Boy menyampaikan hal itu pada acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Dalam Rangka Pencegahan Paham Radikal Terorisme di Graha Pancasila, Komplek Kantor Wali Kota Batu, Jawa Timur, yang diikuti ratusan tokoh masyarakat, tokoh lintas agama dan penghayat kepercayaan, serta perangkat kecamatan dan desa se-Kota Batu.
Baca juga: Kepala BNPT ingatkan pentingnya inovasi dalam program KTN
DIalog kebangsaan tersebut merupakan silaturahmi antara BNPT dan tokoh agama, masyarakat, pemuda, dan perempuan, sebagai sarana untuk saling berbagi dan waspada terhadap penyebarluasan radikalisme dan terorisme.
Dengan kegiatan itu, BNPT berharap para peserta lebih memahami ciri-ciri ideologi terorisme, antara lain anti terhadap konstitusi, ideologi negara, bersifat eksklusivisme, intoleran radikal, kemudian juga anti nilai-nilai kemanusiaan, kecenderungannya menghalalkan kekerasan.
“Pertemuan hari ini seperti biasa kami berkeliling ke mana pun karena tugas kami adalah mengingatkan. Prioritas utama tugas BNPT adalah bagaimana membangun semangat mitigasi terhadap aksi terorisme yang diawali sikap intoleransi dan radikalisme ini bisa diminimalkan, bahkan kalau perlu ditiadakan dari bumi NKRI,” ujarnya.
Baca juga: Akademisi minta masyarakat maknai kurban pangkas intoleransi
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Fransiska Ninditya
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.