Laba emiten berkode saham ARKO itu ditopang pendapatan bersih yang meningkat 36 persen pada semester I 2022 menjadi Rp116,02 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp85,28 miliar.
Direktur Utama ARKO Aldo Artoko dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan, yakin peningkatan kinerja tersebut merupakan bukti dari fundamental perusahaan yang kuat.
“Hal ini didukung oleh sektor industri yang mempunyai masa depan yang sangat cerah. Perusahaan yakin bahwa proyek-proyek ramah lingkungan yang didukung pemerintah dan dunia ini akan terus bertambah sehingga bisa menghasilkan perkembangan yang sangat baik buat shareholder ARKO,” ujar Aldo.
Untuk mendorong kinerja, ARKO tetap akan fokus di bisnis Energi Baru Terbarukan (EBT) pasca transaksi penambahan kepemilikan saham di perseroan oleh PT United Tractors Tbk (UNTR), anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).
Menurut Aldo, transaksi penambahan kepemilikan saham itu sangat penting bagi perseroan. Hal itu karena Grup Astra dan ARKO memiliki visi misi yang sama dalam pengembangan EBT untuk Indonesia dan merupakan validasi bagi ARKO sebagai perusahaan yang mempunyai standar yang tinggi sehingga bisa bermitra dengan perusahaan seperti Astra dan United Tractors.
Aldo menyampaikan, harapan itu tentunya didukung oleh kemampuan teknis, keuangan dan fundamental ARKO yang kuat.
“Kami optimis fundamental perseroan ke depan makin solid. Optimisme ini didukung antara lain oleh kinerja perseroan yang kian membaik dari masa ke masa,” kata Aldo.
Aldo meyakini, ARKO dapat menjaga dan mempertahankan tren kenaikan laba bersih perseroan hingga akhir 2022.
Selain dari 50 MW proyek yang sudah ada di dalam rencana pengembangan, ARKO tetap terus melaksanakan studi-studi untuk proyek-proyek berkapasitas di atas 30 MW untuk mulai dibangun dalam 3-4 tahun ke depan.
ARKO tetap setia pada visi misinya yaitu untuk memaksimalkan potensi potensi energi baru terbarukan di Indonesia terutama potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Tanah Air untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil terutama yang bisa membebani negara Indonesia dalam bentuk subsidi energi kelistrikan.
Perseroan saat ini tengah mengerjakan konstruksi Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Yaentu di Poso, Sulawesi Tengah dan PLTM Kukusan-2 di Lampung. Proyek itu ditargetkan selesai pada 2023 dan 2024.
“Dengan beroperasinya kedua proyek tersebut, perseroan akan bisa meningkatkan produksi listrik sehingga perusahaan akan mempunyai arus kas yang baik untuk menopang rencana pengembangan perusahaan di masa depan sekaligus memberikan dividen kepada shareholder,” pungkas Aldo.
ARKO saat ini mengoperasikan 17,4 MW pembangkit listrik ramah lingkungan dan sedang membangun 15,4 MW pembangkit listrik tenaga air. ARKO juga sudah memiliki proyek-proyek pada masa depan yang siap dikembangkan untuk dibangun dengan total kapasitas sampai 50 MW.
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Adi Lazuardi
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Artikel ini bersumber dari www.antaranews.com.