Unri kembangkan kawasan ekowisata mangrove di Kampus Dumai

Unri kembangkan kawasan ekowisata mangrove di Kampus Dumai

korannews.com – Universitas Riau (Unri) kini mendorong masyarakat dalam program pengembangan dan pelestarian ekosistem mangrove pada lahan hutan mangrove di Kampus Purnama Unri di Kota Dumai, Provinsi Riau dalam bentuk ekowisata mangrove.

“Sebab keberadaan Kampus Purnama Unri di Kota Dumai, Provinsi Riau yang berdampingan dengan kawasan masyarakat dan industri serta muara sungai memberikan nilai untuk menjadi contoh ekosistem mangrove masih terawat,” kata Rektor UnriProf Sri Indarti SE MSi dalam keterangan di Dumai, Sabtu.

Rektormengatakan pengembangan kawasan ekowisata mangrove ini berada di area pendidikan atau kampus UNRI sehingga dapat melibatkan masyarakat untuk mempertahankan kelestarian ekosistem mangrove tersebut.

Ia menyebutkan Indonesia merupakan negara yang memiliki ekosistem mangrove paling luas di dunia. Mangrove merupakan vegetasi hutan yang tumbuh di antara garis pasang surut dan dapat disebut sebagai hutan pasang.

“Akan tetapi dalam beberapa waktu terakhir kerusakan mangrove hampir terjadi setiap tahun sebab keberadaan mangrove dipandang bukan sebagai aset penting padahal mangrove berperan dalam berbagai kegiatan pembangunan,” katanya.

Ia menyebutkan manfaat hutan mangrove bagi kehidupan adalah bisa menyerap semua jenis logam berbahaya dan membuat kualitas air menjadi lebih bersih. Selain itu mangrove juga membantu alam dalam mendapatkan kualitas udara yang lebih baik dan bersih.

Kawasan hutan mangrove, katanya, bisa dikembangkan menjadi salah satu objek wisata dalam kegiatan ekonomi bisnis bagi kalangan pelajar juga lapisan masyarakat.

“Dari segi aspek pendidikan ada fungsi penelitian, pembelajaran bagi pelajar, mahasiswa, dosen, dan masyarakat serta pengembangan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan rancangan ekowisata wisata berbasis alam dengan aspek pendidikan dan interpretasi dengan pengelolaan kelestarian ekologis terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat,” katanya.

Ke depan, kata Rektor, ekowisata mangrove ini memberikan edukasi kepada wisatawan untuk menjaga kelestarian alam serta budaya masyarakat sebagai daya tarik dalam menjaga keberlangsungan hidup dan ekosistem mangrove yang memiliki banyak potensi dan manfaat dengan keindahan alam dan lingkungan.

Karenanya, potensi jasa lingkungan hutan mangrove sebagai destinasi ekowisata harus dioptimalkan sebagai alternatif pengelolaan hutan atau ekowisata yang lebih ramah lingkungan.

“Kesesuaian karakteristik sumber daya dan lingkungan untuk pengembangan wisata dilihat dari aspek keindahan alam, keamanan dan perlindungan kawasan, keanekaragaman biota, keunikan sumber daya, dan aksesibilitas,” kata Sri Indarti.

Ketua Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) Unr Dr Suwondo, MSi mengatakan melalui hutan mangrove ini selain wisata edukasi yang mengutamakan keindahan alami dari hutan mangrove serta makhluk hidup di dalamnya, pengunjung juga bisa menikmati suasana sejuk dari hutan mangrove serta bisa menyewa kapal motor atau perahu untuk berkeliling di sekitar kawasan tersebut.

Di antara hutan mangrove, tersedia jembatan yang biasa digunakan untuk pengunjung berjalan kaki. Saat air pasang pengunjung tidak perlu khawatir karena keberadaan jembatan tersebut agak tinggi dari permukaan air.

Pengunjung juga dapat melihat keindahan di dalam hutan serta mengamati satwa seperti burung, reptil, dan hewan kecil lain.

Ada banyak satwa yang bisa diamati seperti burung biawak, ikan, monyet, dan ular yang melintas sesekali serta flora dan fauna. Bahkan jika beruntung bisa melihat beberapa jenis burung yang sedang bermigrasi.

Pembangunan ekowisata tersebut memiliki konsep ramah lingkungan, konservasi, sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat, mulai dari cara pembibitan dan penanaman mangrove sampai budidaya berbagai jenis hewan laut.

“Juga tersedia Taman Baca Mangrove yang dapat bermanfaat menyimpan berbagai buku terutama yang berhubungan dengan konservasi dan pelestarian lingkungan dilengkapi fasilitas toilet yang bersih, air bersih, warung makan, gazebo, dan sebagainya,” demikian Suwondo.

error: Content is protected !!