korannews.com – PT Sucor Sekuritas telah menjalin kolaborasi dengan PT ICX Bangun Indonesia untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia.
Direktur Utama Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya mengatakan, melalui kolaborasi antara ICX dan Sucor Sekuritas, UKM dapat mendapatkan pendanaan terlebih dahulu untuk ekspansi bisnis agar mampu mencapai tahap Initial Public Offering (IPO), sehingga valuasi dari perusahaan tersebut semakin meningkat.
“Melalui ICX, UKM bisa mendapatkan pendanaan terlebih dahulu untuk ekspansi bisnis sehingga mampu meningkatkan dari sisi profit, supayananti ketika go public, sudah teruji business modelnya, ekuitas sudah meningkat, sehingga valuasi perusahaan tersebut akan lebih besar. Oleh karena itu kolaborasi ICX dan Sucor Sekuritas ini bertujuan untuk mengembangkan UKM menjadi lebih besar,” kata Bernadus, di Jakarta, Selasa.
Direktur Utama ICX Romario Sumargo menjelaskan, dengan adanya kolaborasi tersebut, ICX berharap para calon investor dapat menjadi angel investor, yakni para investor yang mampu bergotong royong mendanai UKM hingga berkembang menjadi perusahaan yang mencapai tahap IPO sesuai dengan prinsip crowdfunding atau pendanaan bersama.
Kerja sama lainnya juga tercermin dari pihak ICX yang juga turut memberikan edukasi kepada para investor serta memperkenalkan produk Sucor Sekuritas kepada para para investornya.
Mungkin goalsnya lebih ke kualitatif, karena ini mungkin sifatnya longterm, kita punya goals yang sama yaitu edukasi. Karena mungkin kalau user ICX yang belum punya akun sekuritas, kita anjurkan sekuritas Sucor sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia, dan juga kita memberikan awarness juga dari Sucor bahwa ada alternatif investasi crowdfunding di ICX,” ujar Romario.
Lebih lanjut, Romario menjelaskan, saat ini IDX menargetkan dua tipe perusahaan untuk dapat didanai, yang pertama yakni perusahaan rintisan (startup) yang memiliki potensi, kedua perusahaan yang telah memiliki rencana dan siap untuk memasuki tahap IPO.
Dalam menilai perusahaan yang potensial, menurutnya, dapat dilihat dari aspek sehat tidaknya laporan keuangan perusahaan tersebut. Kemudian, aspek lain yang perlu untuk dinilai yaitu karakter penemu atau founders dari perusahaan tersebut. Aspek lain yang juga tidak boleh dilupakan adalah pertumbuhan dari perusahaan itu.
“Juga kita melihat dari sisi growth story-nya, growth story-nya harus bagus, dia bisa mengembangkan bisnisnya hingga sustainable, dan karakternya bisa IPO,” katanya lagi.