korannews.com – “Karena tugas negara atau Pemerintah adalah melindungi dan menyejahterakan rakyat, Pemerintah harus turun secepatnya untuk mengetahui sebab musabab mengapa hal demikian sampai terjadi,” kata Anwar dalam pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Kondisi itu kemudian akan mengganggu dan merugikan diri sang anak bersangkutan, bahkan keluarganya, masyarakat di sekitar, serta bangsa dan negara Indonesia.
“Kita tentu saja tidak mau hal demikian terjadi,” kata Wakil Ketua Umum (Waketum) Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Menyebar Di 14 Provinsi
Sebelumnya, Selasa (11/10), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau para orang tua untuk mewaspadai gejala gangguan ginjal akut misterius yang terjadi pada anak, terutama gejala spesifik berupa penurunan volume urine atau air seni.
Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr. Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan anak-anak yang mengalami gangguan ginjal tersebut hampir semuanya datang dengan keluhan tidak buang air kecil atau buang air kecil yang sangat sedikit.
“Kami ingin menyampaikan kewaspadaan, adalah bahwa kalau ada penurunan jumlah volume buang air kecil pada anak-anak maka itu harus segera diperiksakan ke rumah sakit,” kata Eka.
Menurut IDAI, gangguan ginjal akut misterius atau disebut dengan acute kidney injury (AKI) progresif atipikal yang terjadi di beberapa provinsi di Indonesia hingga saat ini belum diketahui penyebabnya (unknown origin). Dalam catatan IDAI, sebanyak 131 kasus telah dilaporkan sejak Januari hingga Oktober dari 14 provinsi di Indonesia.
Sejauh ini, IDAI mencatat kasus gangguan ginjal misterius tersebut, terutama di Jakarta, banyak terjadi pada anak di bawah usia lima tahun; namun ada juga pasien di luar Jakarta yang berusia belasan tahun. (Sumber: Antara)