korannews.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memfasilitasi pelaksanaan Shalat Idul Fitri yang digelar oleh warga Muhammadiyah di sejumlah fasilitas publik milik pemerintah, Jumat.
Petugas Satpol PP ikut menjaga keamanan, dan petugas terkait lainnya juga membantu mengatur lalu lintas dan parkir kendaraan, demikian pula jajaran TNI dan Polri turun menjalankan tugas dengan baik, sehingga pelaksanaan Shalat Idul Fitri berjalan lancar.
“Kami berkomitmen untuk senantiasa merajut harmonis di tengah masyarakat Banyuwangi. Perbedaan apapun tidak selayaknya untuk dijadikan alasan perpecahan,” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Bupati Ipuk mengajak seluruh elemen masyarakat Banyuwangi untuk terus menjaga kebersamaan.
“Mari kita jaga kebersamaan yang telah kita bangun selama ini. Jangan sampai perbedaan kecil, membuat kita terjebak pada perseteruan. Sudah sepatutnya, Ramadhan yang kita lalui bersama kemarin menjadikan kita lebih baik lagi,” tuturnya.
Suasana penyelenggaraan Shalat Idul Fitri yang dilakukan oleh warga Muhammadiyah berlangsung aman dan khidmat. Meskipun terjadi perbedaan dalam menentukan 1 Syawal 1444 Hijriah dengan pemerintah, tak membuat keharmonisan di ujung timur Pulau Jawa ini terganggu.
Warga Muhammadiyah Shalat Idul Fitri di beberapa fasilitas pemerintah, di antaranya di Alun-Alun Taman Blambangan, RTH Maron (Genteng), Lapangan Kecamatan Giri, Lapangan Kecamatan Gambiran dan sejumlah tempat lainnya. Fasilitasi tersebut sesuai dengan permohonan yang diajukan oleh pengurus Muhammadiyah setempat.
Terlepas dari perbedaan tersebut, kekhidmatan Idul Fitri tetap dirasakan, seperti halnya pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Taman Blambangan. Sejak pukul 05.30 WIB, mereka telah memenuhi tanah lapang di pusat kota Banyuwangi itu.
Gema takbir terus berkumandang sampai imam shalat memulai rangkaian ibadah. Kemudian dilanjutkan dengan khutbah yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur Ustaz H. Dikkyy Shadqomullah.
Kegembiraan Idul Fitri juga terpancar dari para jamaah yang mengikuti salat tersebut. Lebih-lebih bagi para perantau yang bisa kembali pulang ke kampung halamannya.
