korannews.com – BOAO, China, 30 Maret (Xinhua) — Diskusi hangat berlangsung di antara para tamu dari dalam dan luar China pada sebuah pertemuan tentang modernisasi China yang diadakan pada Rabu (29/3) di Konferensi Tahunan Forum Boao untuk Asia (Boao Forum for Asia/BFA).
Cendekiawan asal Inggris, Martin Jacques, mengaku dulu pernah merasa frustrasi ketika melihat jalan-jalan di Beijing atau Shanghai dipenuhi dengan mobil Buick asal Amerika, atau Toyota dan Honda buatan Jepang.
“Saya benar-benar akan berkeliling untuk mencoba menghitung jumlah merek China,” katanya dalam acara tersebut.
Dia belum mengunjungi China lagi selama tiga tahun terakhir sebelum perjalanannya ke forum BFA kali ini, yang dijadwalkan berlangsung dari 28 hingga 31 Maret di Boao, sebuah kota pesisir di Provinsi Hainan, pulau di China selatan.
“Kini, saya melihat kendaraan listrik semakin banyak di jalanan, dan itu buatan China,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa China sudah memimpin dalam hal manufaktur kendaraan listrik.
Inilah cara modernisasi China meluas ke seluruh ekonomi dan masyarakatnya, tutur Jacques. “Hal ini merupakan pencapaian yang paling luar biasa,” imbuhnya.
Lima belas tahun setelah gempa bumi Wenchuan yang merenggut nyawa puluhan ribu orang, perubahan signifikan telah terlihat jelas di wilayah tersebut, yang terletak di Provinsi Sichuan.
“Dalam 15 tahun terakhir, Wenchuan telah menyelesaikan bantuan gempa, rekonstruksi pascabencana, dan pekerjaan pengentasan kemiskinan, serta saat ini sedang menuju revitalisasi pedesaan,” ungkap Li Jianjun, Ketua Partai di Wenchuan sekaligus tamu undangan dalam forum tersebut. “Revitalisasi pedesaan merupakan bagian penting dari modernisasi China,” lanjutnya.
Bagi mantan presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo, yang juga anggota dewan BFA, kecepatan rekonstruksi Wenchuan telah meninggalkan kesan yang mendalam.
Setelah gempa bumi tersebut, dia mengunjungi Wenchuan dan membawa 100 anak ke Filipina untuk mendapatkan perawatan psikologis. Dalam forum tersebut, dia mengungkapkan bahwa kecepatan pembangunan kembali Sichuan sungguh luar biasa dan betapa hal itu menunjukkan manfaat dari modernisasi China.
Arroyo kali pertama mengunjungi China pada era 1970-an, ketika menurutnya kereta masih reyot dan Shenzhen masih sebuah desa nelayan kecil. Namun saat ini, Produk Domestik Bruto (PDB) Shenzhen bahkan lebih tinggi daripada di banyak negara modern, tuturnya.
Sebagai kota tuan rumah BFA, Boao telah mencatatkan serangkaian perubahan, yang juga menjadi bukti dari proses modernisasi China.
Pada tahun 1990-an, Boao merupakan sebuah desa nelayan kecil yang tidak memiliki jalan yang layak dan penuh dengan rumah bobrok serta lahan kosong. Namun kini, infrastruktur dan fasilitas seperti bandara, kereta cepat, hotel, dan toko bebas bea telah hadir untuk menyediakan layanan berkualitas tinggi bagi warga setempat dan pengunjung.
Dalam beberapa tahun terakhir, Boao telah mengintensifkan pertukaran dan kerja sama internasionalnya. “Kami akan terus bekerja untuk menunjukkan kepada dunia sebuah China yang terbuka dan inklusif,” ujar Pan Yanhong, Wakil Wali Kota Eksekutif Qionghai.