Momok yang Ditakutkan Pak Jokowi Masih Mengancam Hingga 2023

Momok yang Ditakutkan Pak Jokowi Masih Mengancam Hingga 2023

Momok yang Ditakutkan Pak Jokowi Masih Mengancam Hingga 2023

korannews.com – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan laju inflasi di dalam negeri masih akan tinggi hingga tahun depan. Hal ini disebabkan masih terdapat risiko resesi global, yang menambah ketidakpastian perekonomian pada 2023.Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman menjelaskan, perekonomian di sejumlah negara diwarnai prospek pertumbuhan yang menurun, bahkan beberapa negara sudah mengalami resesi disertai inflasi yang tinggi, serta normalisasi moneter di negara maju.

Kenaikan harga pangan dan komoditas energi, kata Aida harus segera dimitigasi agar tidak menimbulkan dampak rambatan ke perekonomian di dalam negeri.“Yang jadi pekerjaan rumah kita menjaga transmisi harga energi dan komoditas di dalam negeri,” jelas Aida dalam acara Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Sulawesi, Maluku, dan Papua, yang ditayangkan secara virtual, Senin (3/10/2022).Inflasi di Indonesia, kata Aida saat ini masih bersumber dan didominasi dari kelompok harga pangan bergejolak atau volatile food. Sementara inflasi dari permintaan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi baru 3,04%, masih di bawah target inflasi 3% plus minus 1%.“Ke depan, kami masih melihat tekanan inflasi masih berlanjut, harga pangan dan energi mengalami peningkatan dan disrupsi pasokan terus terjadi. Sehingga risiko inflasi di atas 4% di 2022 dan 2023 masih tinggi,” jelas Aida.

Adapun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada September 2022 mencapai 1,17% secara bulanan (month to month/mtm), tertinggi sejak Desember 2014 yang saat itu tercatat 2,46%. Dengan demikian inflasi secara tahunan (year on year/yoy) mencapai 5,95%.Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan penyumbang utama inflasi adalah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang dilakukan pemerintah pada awal bulan lalu, sehingga berdampak pada banyak sektor. Kenaikan harga BBM itu membuat tarif angkutan hingga ojek online ikut terkerek.Secara rinci, bensin memberikan andil ke inflasi sebesar 0,89%, angkutan dalam kota 0,09%, solar 0,03%, angkutan antar kota 0,03%. Kemudian, tarif kendaraan roda dua online 0,02%, serta tarif kendaraan roda empat online 0,01%.

error: Content is protected !!