korannews.com – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menceritakan kebiasaan Presiden Joko Widodo yang tetap rajin menunaikan ibadah shalat di sela-sela kesibukannya.
Kebiasaan itu diketahuinya berdasarkan pengalamannya saat sering mengikuti kunjungan kerja Jokowi ke luar negeri.
Mula-mula Mahfud menegaskan, dia tidak bermaksud memuji-muji kebiasaan Presiden hanya karena saat ini menjadi salah satu anggota Kabinet Indonesia Maju. Menurutnya, sejak dulu dia sudah sering menyampaikan pujian.
“Misalnya kalau saya katakan, kalau saya bepergian sama Pak Jokowi ke luar negeri, waktunya shalat itu, shalat dia. Meskipun sedang apa. Berkali-kali saya ikut. (Tetap) shalat,” ujar Mahfud saat mengisi acara Tadarus Kebangsaan dan Penyusunan Road Map Kepemimpinan Muslim Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/3/2023).
Dia pun menceritakan kebiasaan Jokowi ketika harus shalat zuhur di tengah-tengah acara yang digelar di luar negeri.
Biasanya, kata Mahfud, Presiden memanfaatkan waktu saat istirahat makan siang. Yakni antara pukul 12.00 hingga pukul 13.00.
Jokowi lebih dulu menyelesaikan makan siang dan setelahnya langsung menunaikan shalat zuhur.
“Waktu makan dibatasi jam 12.00 sampai jam 13.00 misalnya, beliau makannya jam setengah 12.30 itu selesai. Cari ruangan sendiri. Shalat dia,” ungkapnya.
Selain kebiasaan Presiden Jokowi, para pejabat di lingkungan istana pun sering melakukan ibadah shalat saat berada di Istana Kepresidenan.
Beberapa kali mereka pun sempat menggelar shalawatan bersama.
Mahfud kemudian menegaskan, maksud dirinya menceritakan kebiasaan ibadah Presiden dan para pejabat di istana adalah karena budaya Islam sudah tumbuh dengan baik di Tanah Air.
Sehingga, menurutnya, jangan sampai dirusak paham-paham radikalisme maupun paham lainnya.
“Jadi budaya Islam ini sudah tumbuh, jangan diganggu dengan radikalisme, takfiri dan sebagainya. Yang menganggap selalu kalau orang Islam bukan dia yang berkuasa salah. Ini salah. Nah yang begini-begini kalau nanti berkuasa berbahaya,” kata Mahfud.
“Semua orang nanti dibabat. Dilibas berdasarkan kebutuhan dia. Oleh sebab itu mari kita perkuat ikatan kebangsaan ini,” tambahnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.