korannews.com – Negara-negara Uni Eropa (UE) terus mencari jalan keluar dari krisis energi pascawilayah itu menjatuhkan sanksi terhadap Rusia akibat serangannya ke Ukraina. Terbaru, pemimpin UE berencana merilis patokan harga gas baru untuk mengurangi harga bahan bakar.
Para pemimpin akan bertemu pada 20-21 Oktober mendatang untuk membahas usulan ini. Draf kesimpulan pertemuan mereka, dilihat oleh Reuters, mengatakan para pemimpin UE akan setuju untuk “mengembangkan patokan baru yang lebih akurat mencerminkan kondisi di pasar gas”.
“Negosiasi semacam itu dapat dilakukan melalui negara-negara yang secara bersama-sama membeli gas untuk memanfaatkan bobot politik dan pasar kolektif,” tambah keterangan dokumen itu.
Meski begitu, masih terbuka opsi bahwa para pemimpin Benua Biru akan mengambil pilihan lain selain patokan harga yang baru. Mereka termasuk negara-negara yang mencoba memenuhkan penyimpanan gas mereka menjelang musim dingin dan mempercepat negosiasi dengan pemasok gas non-Rusia untuk mencoba menurunkan harga.
Secara historis, harga gas di hub Title Transfer Facility (TTF) Belanda telah digunakan sebagai patokan untuk gas ke Eropa. Brussels mengatakan indeks baru diperlukan karena TTF dipandu oleh pasokan pipa dan tidak lagi mewakili pasar yang mencakup lebih banyak LNG.
Rusia telah mengurangi pengiriman gas pipa ke Eropa sejak menginvasi Ukraina pada akhir Februari. Ini mendorong negara-negara Eropa untuk membeli lebih banyak kargo LNG.
Kondisi ini kemudian mendorong terjadinya inflasi yang cukup tinggi di wilayah Eropa, bahkan berada di sekitar 9%. inflasi yang begitu tinggi ini diperkirakan akan membuat beberapa motor ekonomi di region itu seperti Jerman dan Italia mengalami resesi.