korannews.com – Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) membantah, tiga operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan dalam delapan hari terakhir untuk mengalihkan perhatian publik dari dugaan kebocoran informasi penyelidikan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Adapun dugaan kebocoran informasi penyelidikan itu disebut-sebut melibatkan Ketua KPK, Firli Bahuri .
“Tidak benarlah itu. Bisa jadi, pernyataan demikian biasanya dikeluarkan orang yang pro koruptor saja,” kata Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri saat dihubungi Kompas.com, Senin (17/4/2023).
Ali mengatakan, persiapan OTT membutuhkan waktu yang tidak sebentar. KPK juga harus bekerja secara tim agar operasi senyap itu berhasil.
Menurutnya, KPK juga telah memiliki sistem yang mapan. Hal ini membuat kerja-kerja pemberantasan korupsi tidak dipengaruhi isu apapun.
“Kegiatan tangkap tangan itu persiapannya tidak sehari dua hari,” ujar Ali.
Lebih lanjut, KPK menghargai langkah sejumlah pihak melaporkan dugaan kebocoran informasi penyelidikan tersebut ke Dewan Pengawas (Dewas).
Menurutnya, Dewas akan memeriksa apakah betul terdapat kebocoran informasi maupun hanya berkas yang mirip dengan dokumen KPK.
“Yang sengaja digaungkan pihak tertentu dengan tujuan politis, tentu nanti semuanya Dewas akan memeriksanya dengan detail,” ujarnya.
Direktur Penyelidikan KPK yang dicopot, Brigjen Endar Priantoro telah melaporkan Firli Bahuri atas dugaan kebocoran itu ke Dewas pada 29 Maret lalu, atau dua hari sebelum ia diberhentikan.
Menurutnya, dokumen itu bersifat rahasia dan kebocoran tersebut menjadi berbahaya.
Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM), Totok Dwi Diantoro menduga, tiga OTT KPK yang digelar dalam waktu 8 hari memang harus diapresiasi.
Namun demikian, ia memandang tindakan tersebut secara tidak langsung bisa menjadi upaya mengalihkan publik dari dugaan keterlibatan Firli Bahuri dalam kebocoran informasi penyelidikan korupsi di Kementerian ESDM .
“Ini secara tidak langsung bisa juga semacam eskapisme atau pelarian untuk mengalihkan perhatian publik terhadap kinerja KPK yang lain yang semakin terpuruk, karena ulah pimpinannya, Firli dan kawan-kawan,” kata Totok.