korannews.com – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, kasus gangguan ginjal akut misterius atau gangguan ginjal akut progresif atipikal banyak ditemukan pada bayi di bawah usia lima tahun (balita).
Ketua Pengurus Pusat IDAI, dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) mengatakan, terdapat 75 kasus yang ditemukan pada bayi dengan usia 1-5 tahun dan 35 kasus pada bayi usia 0-1 tahun.
Lalu, 24 kasus pada anak-anak berusia 5-10 tahun dan 18 kasus pada anak-anak usia di atas 18 tahun. Data ini merupakan data terbaru hingga Jumat (14/10/2022).
“Kalau lihat usianya, paling banyak di usia 1-5 tahun. Ada juga di usia 0-1 tahun, 5-10 tahun juga ada, di atas 20 tahun juga ada. Tapi yang terbanyak adalah usia 1-5 tahun,” kata Piprim dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Saat ini, kasus gangguan ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI) bertambah menjadi 152 kasus, meningkat dari 146 kasus.
Jumlah ini didapat dari laporan 16 Cabang IDAI di seluruh Indonesia.
Rinciannya adalah kasus di DKI Jakarta mencapai 49 kasus. Sementara di Jawa Barat mencapai 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, Bali 15 kasus, dan Yogyakarta sebanyak 11 kasus.
“Puncaknya di September ada 76 laporan. Di Oktober ini tren lebih menurun dibanding Agustus (menjadi 21 kasus). Mudah-mudahan kita harapkan memang trennya enggak meningkat lagi,” harap Piprim.
Gejala yang ditimbulkan
Piprim menjabarkan, dari 152 kasus tersebut, gejala klinis yang ditemukan (prodromal) meliputi 44,1 persen mengalami infeksi saluran cerna; 30,3 persen demam; 18,4 persen ISPA; dan lainnya.
Lalu, sebanyak 69,1 persen pasien tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria) dan 24,3 persen mengalami air seni menurun/sedikit (oliguria).
Adapun saat dites antigen/PCR, sebanyak 82,4 persen negatif Covid-19.
“Antigen atau swab PCR Covid-19 negatif. Kalau antibodi Covid-19 itu 38,8 persen positif dan 31,6 persennya negatif. Sedangkan yang 29 persen tidak diperiksakan,” jelas dia.