korannews.com – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut partainya tak ambil pusing terkait dengan pertemuan Wali Kota SurakartaGibran Rakabuming Raka dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Angkringan Omah Semar Jajar Laweyan Solo, Jawa Tengah.
“Ya, berpolitik itu bergerak ke bawah karena rakyatlah yang memegang kedaulatan politik tertinggi,” kata Hasto di Gedung Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Sabtu.
Hasto mengungkapkan bahwa saat ini partainya tengah fokus mencari bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres) dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Hal ini juga diakui Hasto dengan menyerap aspirasi dari rakyat.
“Itu yang dilakukan oleh PDI Perjuangan, di dalam pergerakan itu, kami juga mencermati dalam persepsi rakyat siapa cawapres paling tepat mendampingi Pak Ganjar Pranowo,” ucapnya.
Pada Jumat (19/5) malam, Prabowo melakukan pertemuan dengan Gibran selama sekitar 1 jam secara tertutup, kemudian bertemu terbuka dengan 15 kelompok perwakilan sukarelawan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung maju capres pada tahun 2024.
Pertemuan singkat itu berbuntut pemanggilan oleh Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan. Gibran pun diminta datang ke Jakarta untuk menghadap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada hari Senin (22/5) pukul 10.00 WIB.
“Saya tidak pernah menghindar lo, ya. Saya di sana cuma anak kecil, kader baru. Ditegur, ya, monggo,” tutur Gibran di Solo, Sabtu (20/5).
Gibran mengaku siap jika diberikan sanksi oleh partai akibat pertemuan tersebut. Meski demikian, dia memastikan pertemuan tersebut dilakukan dengan kapasitasnya sebagai Wali Kota Surakarta dan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
Selain itu, kata dia, agenda pada Jumat malam tersebut hanya makan malam biasa.
“Kemarin itu hanya makan malam saja. Enggak ikut ketika beliau orasi, ‘kan saya minggir, enggak ikut-ikut,” katanya.
Dari awal, dia tidak pernah menyebutkan dukungannya terhadap salah satu capres tertentu. Terkait dengan keberadaan sukarelawan, menurut dia, relawan Jokowi dan relawan Gibran mengerucut di dua nama, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
“Yang namanya relawan tidak bisa dipaksa, harus ke sini, ke situ, enggak bisa. Relawan orang yang kritis, objektif. Selain Pak Prabowo, kalau saya disuruh mengumpulkan yang dukung Pak Ganjar lebih banyak lagi,” katanya.