Berkah Akhir Tahun, Asing Kembali Tanam Duit di Pasar RI

Berkah Akhir Tahun, Asing Kembali Tanam Duit di Pasar RI

Berkah Akhir Tahun, Asing Kembali Tanam Duit di Pasar RI

korannews.com – Arah angin berbalik untuk pasar keuangan Indonesia. Investor yang sebelumnya pergi, kini telah kembali.

Asing mulai berbondong-bondong menanamkan duitnya ke Indonesia jelang tutup tahun. Capital inflow ratusan triliun kembali mewarnai Surat Berharga Negara (SBN).

Data Bank Indonesia (BI) per 5 – 8 Desember 2022 menunjukkan investasi nonresiden di pasar keuangan domestik mencatatkan beli neto Rp 1,77 triliun.

Transaksi tersebut meliputi beli neto Rp 8,45 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN). Sementara pada pasar saham masih mengalami jual neto Rp 6,68 triliun.

Pembalikan ini sebenarnya telah terjadi pada November 2022. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) sepanjang November terjadi inflow di pasar obligasi sebesar Rp 23,7 triliun.

Hal ini tentunya menjadi kabar baik yang menandakan sentimen investor terhadap SBN mulai membaik. Tidak hanya di pasar sekunder, lelang obligasi juga mulai diminati.

Jumlah penawaran dari investor asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (23/11/2022) kemarin mencapai Rp 6,4 triliun. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan lelang sebelumnya yang tercatat Rp 3,62 triliun, dan naik tiga kali lipat dibandingkan pada lelang sebulan sebelumnya yakni 27 September 2022 (Rp 1,7 triliun).

Pada lelang terakhir 3 Desember lalu, jumlah penawaran asing meningkat lagi menjadi nyaris Rp 7 triliun.

Dari catatan DJKN, jumlah penawaran dari investor asing pada lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa (23/11/2022) kemarin mencapai Rp 6,4 triliun. Jumlah tersebut naik hampir dua kali lipat dibandingkan lelang sebelumnya yang tercatat Rp 3,62 triliun, dan naik tiga kali lipat dibandingkan pada lelang sebulan sebelumnya yakni 27 September 2022 (Rp 1,7 triliun).

Bahkan, pada lelang terakhir 3 Desember lalu, jumlah penawaran asing meningkat lagi menjadi nyaris Rp 7 triliun.

Lantas, apa sebenarnya yang membuat asing kembali ke pasar SBN Tanah Air?

Semua berawal dari pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang mengatakan bahwa bank sentral AS akan mengerem kenaikan suku bunganya. Artinya, The Fed tidak akan seagresif sebelumnya.

Powell mengkonfirmasi bahwa kenaikan suku bunga yang lebih kecil kemungkinan akan terjadi bahkan ketika dia melihat kemajuan dalam perang melawan inflasi.

Pada November lalu, Powell juga mengatakan dia melihat bank sentral dalam posisi untuk mengurangi ukuran kenaikan suku bunga paling cepat bulan depan.

“Meskipun ada beberapa perkembangan yang menjanjikan, jalan kita masih panjang untuk memulihkan stabilitas harga,” kata Powell dalam sambutan yang disampaikan di Brookings Institution, dikutip dari CNBC Indonesia.

Berkah untuk Rupiah

Nilai tukar rupiah yang masih berfluktuasi saat ini, diperkirakan akan menguat hingga akhir tahun ke level Rp 15.000 hingga Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro menjelaskan bahwa kondisi ini tercermin dari adanya inflow atau aliran modal asing ke pasar obligasi pemerintah.

“Sekarang sudah terlihat beberapa inflows terjadi di bonds market kita. Jadi sudah terbaca oleh market, tentu saja ini akan berdampak positif kepada kinerja nilai tukar kita,” jelas Andry kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (13/12/2022).

Nilai tukar rupiah yang masih berfluktuasi saat ini, diperkirakan akan menguat hingga akhir tahun ke level Rp 15.000 hingga Rp 15.500 per dolar Amerika Serikat (AS).

Andry menyebut, level rupiah nantinya akan menguat secara bertahap, dan berpotensi bisa menguat hingga ke level Rp 15.000/US$.

“Kami menilai memang volatilitasnya masih akan berkisar Rp 15.000 sampai Rp 15.400,” jelasnya. Sejalan dengan bacaan arah kebijakan Bank Mandiri, bahwa rupiah akan berada pada kisaran Rp 15.500 hingga akhir tahun.

Exit mobile version