korannews.com – Elon Musk menyatakan perusahaan roketnya SpaceX tidak dapat terus membayar tanpa batas untuk layanan internet Starlink Ukraina dalam pertengkaran terbarunya dengan Kyiv.
Pada Februari, orang terkaya di dunia ini mengaktifkan sistem internet satelit perusahaannya di Ukraina untuk menjaga militer dan orang-orangnya tetap online.
Tapi bulan lalu pemilik Tesla meminta Pentagon untuk mendanai program itu, bukan dia, menurut media AS.
Dia baru-baru ini memprovokasi kemarahan Kyiv dengan menyarankannya untuk menyerahkan wilayah.
“SpaceX tidak meminta untuk menutup biaya masa lalu, tetapi juga tidak dapat mendanai sistem yang ada tanpa batas waktu,” cuit Musk pada Jumat (14/10/2022), merujuk pada perusahaan luar angkasanya yang membuat sistem Starlink.
Starlink bekerja dengan menyediakan internet broadband melalui jaringan satelit. Layanan ini telah terbukti penting bagi militer Ukraina karena berjuang untuk merebut kembali tanah Ukraina dari Rusia.
Ukraina memuji Starlink minggu ini karena membantu me-reboot infrastrukturnya di area-area utama setelah lebih dari 100 serangan rudal Rusia.
Terminal Starlink terlihat menyediakan internet di Kharkiv, Ukraina, bulan lalu
Tetapi program ini menelan biaya 20 juta dollar AS (Rp 309 miliar) per bulan untuk pemeliharaannya, menurut Musk dilansir dari pada Sabtu (15/10/2022).
Dia baru-baru ini mengatakan SpaceX telah menghabiskan 80 juta dollar AS (Rp 1,2 triliun) sejauh ini untuk menjaga Ukraina tetap online.
“Selain terminal, kita harus membuat, meluncurkan, memelihara dan mengisi ulang satelit dan stasiun bumi,” tulisnya di Twitter.
“Kami juga harus bertahan melawan serangan siber dan gangguan, yang semakin sulit.”
Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov, meremehkan ketegangan dengan Musk, menulis di Twitter bahwa miliarder itu “adalah salah satu donor swasta top dunia yang mendukung Ukraina”.
“Starlink adalah elemen penting dari infrastruktur penting kami,” tulisnya.
Seorang penasihat presiden Ukraina mengatakan bahwa Ukraina akan menemukan solusi untuk membuat Starlink tetap bekerja.
Awal bulan ini, Musk berkicau soal proposal agar Ukraina menerima pencaplokan Crimea oleh Rusia dan mengizinkan referendum di wilayah Ukraina yang diinvasi oleh Moskwa.
Kremlin menanggapi positif tawaran tersebut.
Tetapi duta besar Ukraina untuk Jerman Andrij Melnyk, mengunggah kicauan yang menyuruh Musk menyingkir dan menggunakan kata umpatan.
Menanggapi unggahan yang mengacu pada pernyataan duta besar pada Jumat (14/10/2022), Musk mengatakan: “Kami hanya mengikuti rekomendasinya.”
Moskwa baru-baru ini mendeklarasikan empat wilayah Ukraina lagi menjadi bagian dari Rusia, menyusul apa yang disebut referendum yang dikecam sebagai penipuan oleh Kyiv dan sekutu Baratnya. Rusia tidak sepenuhnya mengendalikan salah satu dari empat wilayah tersebut.
Musk juga menyarankan dunia harus “secara resmi” mengakui Crimea – yang dianeksasi secara ilegal oleh Moskwa pada 2014 – sebagai bagian dari Rusia.
Minggu ini, Musk membantah telah berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sebelum merilis jajak pendapat Twitter-nya.
“Saya telah berbicara dengan Putin hanya sekali dan itu sekitar 18 bulan yang lalu. Subjeknya adalah ruang angkasa,” cuitnya.
Pernyataan itu muncul setelah seorang peneliti think tank mengeklaim bahwa Musk secara pribadi telah memberitahunya tentang dugaan percakapan itu.