Tari Topeng Bujuh KBRI Canberra hadir di sekolah Australia

Tari Topeng Bujuh KBRI Canberra hadir di sekolah Australia

korannews.com – Tari Topeng Bujuhdari Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra menjadi satu-satunya undangan khusus pada acara Harmony Day yang diselenggarakan Melrose High School, Canberra, Australia pada Selasa.

Menurut Atdikbud KBRI Canberra, Mukhamad Najib, kegiatan penampilan budaya di Harmony Day merupakan bagian dari program Indonesia Goes To School yang secara rutin dilakukan Kantor Atdikbud Canberra ke sekolah di Australia yang bertujuan memperkenalkan Indonesia sekaligus mempromosikan bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia.

“Untuk memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia, kami melakukan dua hal secara rutin dan berkelanjutan. Pertama, kami mengunjungi sekolah, mempresentasikan Indonesia dan memberikan pelatihan singkat budaya Indonesia. Kedua, kami mengundang sekolah untuk datang ke KBRI”, kata Najib dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Najib mengatakan KBRI memiliki Balai Wisata Budaya yang dapat membantu para siswa mengenal Indonesia dan juga mengadakan pelatihan tari dan musik tradisional Indonesia. Pada acara Harmony Day kantor Atdikbud Canberra menampilkan tari Topeng Bujuh yang berasal dari Bali.

Topeng Bujuh merupakan ‘topeng spesialis lucu‘ di antara topeng Bali lainnya seperti topeng tua dan topeng keras, menurut keterangan tersebut.

Tari Topeng Bujuh, lanjutnya, termasuk yang sangat digemari penonton, khususnya anak-anak, dan biasanya sang penari topeng akan menari sambil berinteraksi dengan penonton.

Tari Topeng Bujuh KBRI dibawakan dengan sangat menarik oleh I Gede Eka Riadi yang merupakan staf kantor Atdikbud sekaligus alumni Insitut Seni Indonesia (ISI) Bali, katanya.

Disebutkan pula bahwa para siswa Melrose High School bertepuk tangan dan berteriak penuh gemuruh saat sang penari tampil dengan topeng yang lucu.

Sementara itu Kepala Sekolah Melrose, Diana Whymark, menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada KBRI Canberra yang selalu rutin memperkenalkan budaya Indonesia ke siswa Melrose.

Menurut Whymark, Melrose merupakan sekolah yang bersifat inklusif serta memiliki komposisi siswa yang sangat beragam dengan lebih dari 40 persen siswa Melrose bukanlah kelahiran Australia.

Guru bahasa Indonesia di Melrose, Rebecca Baltagi, di hadapan seluruh siswa mengatakan bahwa dirinya bukanlah orang Indonesia dan tidak lahir di Indonesia. Namun, katanya, dia mengaku cinta dan senang dengan budaya Indonesia karena keragamannya yang kaya.

“Mari belajar tentang Indonesia dan budaya Indonesia, kalian akan senang dan jatuh cinta dengan Indonesia”, katanya dalam pernyataan tersebut.

Acara Harmony Day merupakan acara tahunan yang diselenggarakan sekolah dengan tujuan memberikan pendidikan multi budaya kepada para siswa. Kegiatan yang berlangsung di Hall Melrose High School itu dihadiri 650 siswa.

error: Content is protected !!