Tanda Tanya Putin Ganti Komandan Tertinggi Rusia di Ukraina

Tanda Tanya Putin Ganti Komandan Tertinggi Rusia di Ukraina

Tanda Tanya Putin Ganti Komandan Tertinggi Rusia di Ukraina

korannews.com – Presiden Rusia Vladimir Putin mengganti komandan tertinggi untuk pasukan militer yang menginvasi Ukraina . Keputusan Putin ini memunculkan tanda tanya seiring belum jelasnya akhir perang di Ukraina.

Usia invasi Rusia ke Ukraina sudah hampir setahun. Namun tanda-tanda kesuksesan Rusia menaklukkan Ukraina masih kabur. Bahkan belakangan, Ukraina yang sudah diberi sangu rudal Amerika Serikat (AS) mampu menyerang kawasan Donetsk yang diduduki pasukan Rusia.

Kabar aneh muncul pada Januari ini. Vladimir Putin mengganti orang yang mengisi jabatan penanggung jawab pasukan Rusia dalam konflik di Ukraina. Jabatan itu selama ini diemban oleh Sergei Surovikin, veteran perang Rusia era Uni Soviet menginvasi Afghanistan.

Dilansir AFP, Kamis (12/1/2023), Sergei Surovikin diganti oleh Valery Gerasimov yang selama ini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat.

“Peningkatan dalam level kepemimpinan operasi khusus ini terkait dengan perluasan skala tugas yang ada dan kebutuhan untuk mengatur interaksi yang lebih dekat antarpasukan,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dilansir AFP.

Malahan kini, Sergei Surovikin ditepatkan putin sebagai wakil dari Valery Gerasimov. Surovikin akan bekerja dengan dua jenderal lainnya, Oleg Salyukov dan Alexei Kim.

Selanjutnya, tanda tanya, apa Putin pusing dengan kondisi invasi?

Para pengamat Rusia dan Barat bertanya-tanya, apakah ini merupakan tanda Putin pusing dengan kondisi invasi di Ukraina. Pengamat militer yang berbasis di Moskow menilai keputusan Putin mengganti komandan di Ukraina disebabkan oleh kenyataan yang tidak sesuai rencana.

Dilansir AFP, Jumat (13/1/2023), di bawah kepemimpinan Surovikin yang menjadi komandan tertinggi di Ukraina selama tiga bulan, pasukan Rusia melancarkan rentetan serangan rudal terhadap infrastruktur energi Ukraina — bertujuan membuat warga sipil tunduk. Namun tampaknya strategi itu tidak berhasil, yang semakin membuat Rusia frustrasi.

Moral tentara Rusia mengalami tamparan keras saat Moskow menderita kekalahan militer akibat serangan tunggal pasukan Kiev yang menewaskan sedikitnya 89 personel militer di Makiivka, Ukraina bagian timur, pada malam Tahun Baru.

Sangat singkatnya kepemimpinan Surovikin, menurut para pengamat, menunjukkan ketidaksabaran Putin yang semakin besar. Meskipun beberapa pakar mengakui bahwa motif di balik pengambilan keputusan yang tidak jelas dari penguasa Kremlin seringkali sulit untuk diukur sepenuhnya.

“Semuanya tampak terkejut. Banyak sekali orang-orang yang berpengetahuan yang tampaknya tidak memahami inti dari keputusan ini,” sebut seorang analis khusus soal elite Rusia, Tatiana Stanovaya, dalam pernyataannya.

Terutama sejak banyaknya kematian di Makiivka, sebut Stanovaya, Putin harus menghadapi “perdebatan yang panjang, tajam dan emosional soal pertanyaan abadi dari warga Rusia soal siapa yang harus disalahkan dan apa yang harus dilakukan.

Selanjutnya, membakar bintang-bintang bakal merusak hierarki:

Langkah Putin bak membakar bintang-bintang militernya. Vetera perang diganti dengan jenderal lainnya. Akibatnya bisa buruk.

“Inkonsistensi dalam mengganti kepala operasi di tengah pertempuran. Itu tidak memberikan sinyal yang baik untuk membuat keseluruhan hierarki dari atas ke bawah tidak seimbang,” sebut peneliti soal Rusia pada forum think-tank hubungan internasional Prancis, IFRI, Tatiana Kastoueva-Jean, kepada AFP.

Menurut sejumlah pengamat, pergantian personel di Ukraina yang diperintahkan Putin mungkin saja didorong oleh keinginan untuk sekutu loyalnya. Namun pengamat Mark Galeotti dari think-tank Royal United Services Institute di Inggris menilai dasar untuk kemitraan terpercaya semacam itu semakin terkikis.

“Jika Anda terus menunjuk, merotasi, membakar bintang-bintang Anda, menetapkan ekspektasi yang tidak realistis, secara sewenang-wenang melakukan demosi, itu tidak akan memberikan loyalitas,” sebutnya.

Analis militer Rusia, Alexander Khramchikhin, menambahkan bahwa pemimpin Rusia juga akan mendapati semakin sulit untuk meredakan keraguan sebagian elite Moskow dan opini publik yang mendeteksi ‘ketidakpuasan soal mengapa … (Rusia) belum juga memenangkan perang ini’.

Exit mobile version