Tabrakan Dua Kereta di Yunani Diduga karena Human Error, 2.000 Mahasiswa Unjuk Rasa

Tabrakan Dua Kereta di Yunani Diduga karena Human Error, 2.000 Mahasiswa Unjuk Rasa

korannews.com – Insiden kecelakaan kereta api hingga kini masih menyimpan luka mendalam. Keluarga dan teman-teman seorang ibu berusia 34 tahun yang jadi korban tewas kecelakaan kereta di Yunani pada Selasa, 28 Februari 2023 terlihat menangis dan berpelukan saat jenazah diangkat ke atas tangga sebuah gereja pada Jumat, 3 Maret 2023.

Dalam kecelakaan yang terjadi di Kota Katerini, sedikitnya 57 orang tewas. Polisi menyatakan bahwa sejauh ini 52 mayat telah teridentifikasi.

Gerbong terlempar dari rel, hancur, dan dilalap api saat kereta penumpang dan satu gerbong pengangkut barang bertabrakan di jalur yang sama dengan kecepatan tinggi. Lebih dari 350 penumpang berada di dalam kereta.

Banyak dari mereka merupakan mahasiswa yang kembali ke Kota Thessaloniki dari ibu kota Athena setelah liburan panjang akhir pekan. Pernyataan pemerintah yang menyebut penyebabnya adalah human error memicu kemarahan di negeri dewa tersebut.

Menurut serikat pekerja, kecelakaan tak dapat dihindari karena kurangnya pemeliharaan. Sekira 2.000 mahasiswa turun ke jalan di Athena pada Jumat, 3 Maret 2023 dan memblokir jalan di depan parlemen untuk mengheningkan cipta.

Bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi tak dapat dihindari. Pengunjuk rasa melemparkan bom bensin dan membakar tempat sampah dan polisi membalas dengan tembakan gas air mata. Sejumlah mahasiswa juga berunjuk rasa di Larissa, kota di dekat tempat kecelakaan itu terjadi.

Seorang mahasiswa mengangkat balon hitam dengan plakat bertuliskan ‘Itu bukan kecelakaan, itu pembunuhan’.

“Yang terpenting, kami sangat marah karena ini bisa terjadi pada 2023, bagaimana dua kereta bisa bertabrakan ketika teknologi begitu maju,” ujar mahasiswa bernama Aggelos Thomopolous dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Sabtu, 3 Maret 2023.

“Menurutmu bagaimana perasaanku? Ini memalukan. Seluruh Yunani menangis dari pagi hingga sore saat mereka duduk di kantor sambil minum kopi,” kata Maria Choremi (18) menyindir pemerintah.

Di luar rumah sakit di Larissa, orangtua dari seorang pria berusia 22 tahun sedih menunggu konfirmasi tentang apa yang terjadi pada putranya.

“Mereka membunuhnya, itulah yang terjadi. Mereka adalah pembunuh, semuanya,” kata Panos Routsi.

Tak lama sebelum kecelakaan, sang putra, Denis memberitahunya bahwa dia akan terlambat. Denis pergi ke Athena untuk menemui teman-temannya. Pada Jumat, 3 Maret 2023, sebanyak 38 korban masih dirawat di rumah sakit. Tujuh diantaranya menjalani perawatan intensif.***

error: Content is protected !!