korannews.com – Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia menegaskan tujuan dari apa yang disebut ‘operasi militer khusus’ di Ukraina tidak berubah. Namun, Kremlin juga menyatakan bahwa tujuan itu bisa dicapai melalui perundingan.
Seperti dilansir Reuters, Jumat (14/10/2022), pernyataan itu disampaikan oleh juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada surat kabar Rusia, Izvestia, dan menjadi yang terbaru dari serangkaian pernyataan pada pekan ini yang menegaskan peluang keterbukaan Moskow untuk dialog.
Hal itu menandai perubahan sikap menyusul serentetan kekalahan memalukan yang dialami pasukan Rusia dalam pertempuran di Ukraina yang memasuki bulan kedelapan invasi mereka.
“Arahnya tidak berubah, operasi militer khusus terus berlanjut, itu terus berlanjut agar kami mencapai tujuan kami,” ucap Peskov.
“Namun, kami telah berulang kali menegaskan bahwa kami tetap terbuka untuk negosiasi demi mencapai tujuan kami,” tegasnya.
Peskov menambahkan, bagaimanapun, bahwa dirinya tidak melihat prospek apapun untuk dialog dengan Barat dalam waktu dekat, karena adanya sikap ‘bermusuhan’ terhadap Rusia.
“Dibutuhkan dua pihak untuk berdialog. Karena Barat sekarang mengambil sikap sangat, sangat bermusuhan terhadap kami, kecil kemungkinan akan ada prospek seperti itu dalam waktu dekat,” ujar Peskov saat berbicara kepada saluran televisi Kazakhstan, Khabar 24 TV, seperti dikutip kantor berita TASS.
“Namun demikian, Turki, serta sejumlah negara lainnya, terus berusaha menengahi dengan beberapa cara,” sebutnya.
Lihat juga video ‘Hamparan Kuburan Massal di Kota Lyman Ukraina’:
Sementara Rusia sebelumnya telah mengatakan siap untuk berunding, rentetan pernyataan pekan ini soal kemungkinan dialog tergolong menonjol.
Pada Selasa (11/10) lalu, Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov menyatakan Moskow terbuka untuk berdialog dengan Barat, namun Amerika Serikat (AS) meragukan kesungguhan dari pernyataan itu.
“Kami tidak akan memburu siapapun. Jika ada proposal serius yang spesifik, kami siap untuk mempertimbangkannya,” ucap Lavrov dalam pernyataan kepada Izvestia. “Ketika kami mendapatkan semacam sinyal, kami akan siap untuk mempertimbangkannya,” imbuhnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan tidak akan berdialog dengan Presiden Vladimir Putin, usai Rusia meresmikan pencaplokan empat wilayah Ukraina — Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson — bulan lalu dan menghujani berbagai kota Ukraina dengan serangan rudal pekan ini.