Presiden Sri Lanka Mengundurkan Diri

Presiden Sri Lanka Mengundurkan Diri

Presiden Sri Lanka Mengundurkan Diri

Presiden Sri Lanka pada hari Kamis (14/7) mengajukan pengunduran diri tak lama setelah ia mendarat di Singapura. Demikian dikatakan kantor ketua parlemen Sri Lanka, beberapa hari setelah sang kepala negara melarikan diri dari unjuk rasa yang dipicu oleh krisis ekonomi terburuk di negaranya.

Juru bicara ketua parlemen mengatakan bahwa Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri melalui email, beberapa jam setelah ia mendarat di negara-kota itu. Rajapaksa melarikan diri setelah para pengunjuk rasa menyerbu istananya akhir pekan lalu.

Pada Rabu (13/7), Rajapaksa melarikan diri ke Maladewa. Ia menuju Singapura sehari setelahnya. “Keaslian dan legalitas email itu harus diperiksa” sebelum diterima secara resmi, kata Indunil Yapa kepada kantor berita AFP. Ia menambahkan, pengumuman resmi rencananya akan disampaikan hari Jumat (15/7).

Rajapaksa akan menjadi presiden pertama yang mengundurkan diri semenjak Sri Lanka mengadopsi sistem pemerintahan presidensial pada 1978.

Sebagai presiden, Rajapaksa memiliki kekebalan dari upaya penangkapan. Ia diyakini ingin pergi ke luar negeri sebelum mundur dari jabatannya untuk menghindari penangkapan.

Berdasar konstitusi Sri Lanka, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe yang juga dituntut mundur oleh para pengunjuk rasa, akan secara otomatis menjadi pelaksana tugas presiden sampai parlemen dapat menunjuk penggantinya.

Rajapaksa, istrinya, dan kedua pengawalnya tiba di Singapura dari Male, Maladewa, dengan menumpang penerbangan Saudia.

Kementerian Luar Negeri Singapura mengonfirmasi bahwa Rajapaksa telah diizinkan memasuki negara-kota itu untuk “kunjungan pribadi.” Ditambahkan bahwa, “Ia belum mengajukan permohonan suaka dan belum diberikan suaka.”

Sejumlah warga Sri Lanka menunggu di salah satu area kedatangan bandara di Singapura untuk menyuarakan amarah mereka terhadap Rajapaksa dan krisis ekonomi yang melanda tanah air mereka.

“Saya ingin memakinya dengan semua kata-kata yang saya tahu,” kata seorang insinyur desain asal Sri Lanka yang bekerja di Singapura. Ia mengaku bernama Max. “Ia bertanggung jawab atas segalanya yang terjadi di negara kami,” katanya kepada AFP.

Pihak berwenang Singapura dengan cepat memperingatkan para pengunjuk rasa bahwa berunjuk rasa tanpa izin resmi di wilayah yang dikontrol ketat adalah tindakan ilegal, meskipun hanya dilakukan satu orang.

Rajapaksa diperkirakan akan tinggal di Singapura untuk sementara, menurut sumber keamanan Sri Lanka. Ia kemungkinan akan pindah ke Uni Emirat Arab. [rd/ka]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version