Prancis kembali dilanda gelombang protes reformasi pensiun

Prancis kembali dilanda gelombang protes reformasi pensiun

korannews.com – Ratusan ribu orang diperkirakan mengikuti aksi unjuk rasa di seluruh Prancis pada Sabtu untuk terus menekan pemerintah terkait rencana untuk menaikkan usia pensiun.

Kebijakan itu dinilai akan membuat orang bekerja lebih lama sebelum mendapatkan dana pensiun.

Sejak awal 2023, para pekerja yang menolak rencana tersebut sudah melakukan tiga gelombang pemogokan nasional.

Serikat-serikat pekerja berharap unjuk rasa pada Sabtu dapat menyamai jumlah pemrotes pada 19 Januari, ketika lebih dari satu juta orang turun ke jalan untuk menentang usia pensiun dari 62 tahun menjadi 64 tahun.

“Saya berharap akan lebih banyak orang. Kami perlu massa yang besar,” kata Laurent Berger, ketua serikat pekerja terbesar di Prancis CFDT,pada Jumat (10/2).

Berger menambahkan bahwa sekitar 250 aksi protes telah direncanakan di seluruh negeri.

“Ada semacam penghinaan(dari pemerintah). Tidak ada respons terhadap gerakan (sosial) ini dan seharusnya ada,” kata dia.

Prancis memiliki masa pensiun terlama di antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Menurut jajak-jajak pendapat, mayoritas warga Prancis enggan kehilangan sebagian manfaat pensiun jika rencana pemerintah itu diteruskan.

Presiden Emmanuel Macron mengatakan reformasi kebijakan sangat perlu dilakukan untuk memastikan keberlangsungan sistem pensiun itu.

Unjuk rasa pada Sabtu (11/2) adalah kali pertama yang digelar pada akhir pekan, ketika pekerja tidak perlu mogok atau mengambil cuti untuk dapat mengikuti demonstrasi.

Aksi itu dilakukan setelah debat pertama di parlemen tentang reformasi pensiun, ketika kubu oposisi mengusulkan ribuan amandemen untuk memperumit perdebatan.

Mereka berusaha memaksa pemerintah meloloskan rancangan reformasi itu tanpa persetujuan parlemen atau melalui dekret.

Langkah oposisi itu berpotensi menyulitkan kepemimpinan Macron, yang terpilih kembali sebagai presiden pada April 2022.

Menambah dua tahun usia pensiun dan memperpanjang pembayaran iuran pensiun oleh pekerja akan menghasilkan 17,7 miliar euro (sekitar Rp287,6 triliun).

Dengan kontribusi sebesar itu, sistem pensiun akan mencapai titik impas pada 2027, menurut perkiraan Kementerian Tenaga Kerja Prancis.

Para serikat pekerja mengatakan ada cara lain untuk menjaga keberlangsungan sistem pensiun, seperti mengenakan pajak pada orang-orang super kaya, pemberi kerja, atau pensiunan kaya untuk berkontribusi lebih banyak.

Sumber: Reuters

error: Content is protected !!