Pence: Sejarah akan minta tanggung jawab Trump atas serangan Capitol

Pence: Sejarah akan minta tanggung jawab Trump atas serangan Capitol

korannews.com – Mantan Wakil Presiden AS Mike Pence pada Sabtu (11/3) mengatakan bahwa sejarah akan meminta pertanggungjawaban Trump atas perannya dalam serangan terhadap gedung Kongres Capitol pada 6 Januari 2021.

Pence, Wapres pada masa Presiden Trump, berada di Capitol ketika ribuan pendukung Trump menyerbu masuk ke dalam gedung itu untuk menghentikan Kongres AS mengesahkan hasil pemilihan presiden 2020 yang dimenangi Joe Biden.

Sebagai wapres, Pence saat itu memiliki peran konstitusional sebagai Presiden Senat AS dan memimpin tugas seremonial untuk menyetujui perolehan suara Electoral College dalam pemilihan presiden dan wapres.

Electoral College terdiri dari 536 elector, yang dipilih oleh publik untuk mewakili mereka dalam pemilihan umum di AS.

Ketika penyerbuan berlangsung, Trump menulis beberapa twit di Twitter, salah satunya menyerukan kepada Partai Republik untuk “berjuang”.

Twit-twit lainnya membuat klaim palsu tentang kecurangan dalam pemilu. Dia juga mengkritik Pence karena mengesahkan hasilnya.

“Presiden Trump salah,” kata Pence kepada pers dalam sebuah acara di Washington.

“Saya tidak punya hak membatalkan pemilu, dan kata-katanya yang sembarangan membahayakan keluarga saya dan semua orang di Capitol pada hari itu, dan saya tahu bahwa sejarah akan meminta pertanggungjawaban Donald Trump,” kata Pence, menegaskan.

Pence, yang sedang mempertimbangkan untuk maju sebagai calon presiden dari Partai Republik dalam pemilihan presiden 2024, diamankan oleh aparat keamanan ketika serangan terjadi di Capitol.

Setelah peristiwa itu, dia jarang berbicara tentang insiden tersebut, tetapi kemudian mulai mengkritik para perusuh dan perilaku mantan atasannya dalam kejadian itu.

Dia mengecam keras pernyataan Trump dalam beberapa wawancara media baru-baru ini.

Dalam memoar yang dirilisnya pada November, dia menuduh Trump membahayakan keluarganya.

Pernyataannya pada Sabtu menjadi teguran paling keras yang dia arahkan kepada mantan atasannya itu.

“Apa yang terjadi pada hari itu adalah sebuah aib,” katanya, seraya menambahkan bahwa kejadian itu merusak nilai-nilai kepatutan.

“Selama hidup, saya tidak akan pernah, tidak akan pernah menyepelekan luka-luka yang diderita, nyawa yang hilang, atau tindakan heroik penegak hukum pada hari yang tragis itu,” katanya.

Juru bicara Trump belum menanggapi permintaan untuk berkomentar karena hari libur.

Hubungan Pence dengan Trump menjadi rumit sejak keduanya tidak lagi menjabat, tetapi komentar mantan wapres itu pada Sabtu mengindikasikan bahwa dia akan lebih menjauhkan diri dari Trump jelang kampanye 2024.

Pernyataan Pence itu muncul beberapa hari setelah pembawa acara TV Tucker Carlson menayangkan rekaman serangan di Capitol dan mengatakan bahwa banyak perusuh yang bersikap “tertib”.

Komentar Carlson tentang peristiwa 6 Januari itu dikecam keras oleh Partai Demokrat dan sejumlah senator terkemuka dari Partai Republik.

Sumber: Reuters

Exit mobile version