Partai Konservatif Inggris Umumkan Dua Calon Pengganti Boris Johnson

Partai Konservatif Inggris Umumkan Dua Calon Pengganti Boris Johnson

Partai Konservatif Inggris Umumkan Dua Calon Pengganti Boris Johnson

Inggris mengerucutkan nama calon perdana menterinya yang baru pada Rabu (20/7) setelah Menteri Luar Negeri Liz Truss dan mantan Menteri Keuangan Rishi Sunak terpilih sebagai finalis oleh para anggota parlemen Partai Konservatif. Menteri Perdagangan Penny Mordaunt menduduki posisi ketiga dalam pemungutan suara kandidat pengganti Boris Johnson.

Baik Truss maupun Sunak memainkan peran penting dalam pemerintahan Inggris beberapa tahun terakhir. Truss telah memimpin tanggapan Inggris atas invasi Rusia ke Ukraina, sedangkan Sunak membantu memimpin perekonomian Inggris selama pandemi virus corona.

Salah satu di antara keduanya akan menggantikan Johnson sebagai perdana menteri pada 5 September, setelah ia dipaksa mengundurkan diri di tengah sejumlah skandal yang menggerogoti kepemimpinannya di negara itu.

Johnson menyampaikan pemberitahuan tentang pengunduran dirinya awal Juli lalu, setelah partainya memutuskan bahwa skandal-skandal yang menyeretnya telah memengaruhi kemampuannya untuk memimpin negara.

Johnson hadir dalam pertemuan terakhirnya dengan parlemen hari Rabu dan menerima tepuk tangan meriah dari para anggota parlemen setelah kepergiannya.

Setelah tiga tahun memimpin, Johnson menjawab putaran terakhir sesi “Pertanyaan Perdana Menteri,” sesi tanya-jawab mingguan antara para anggota parlemen dan perdana menteri. Pihak oposisi memanfaatkan sesi itu untuk mempertanyakan berbagai kebijakan saat ini, dari soal lonjakan biaya hidup hingga proses Brexit yang tak kunjung usai.

Meski demikian, Johnson tetap menyempatkan diri menyoroti beberapa keberhasilan kepemimpinannya. “Saya ingin menggunakan beberapa detik terakhir… untuk memberikan beberapa nasihat kepada penerus saya, siapa pun dia. Nomor satu: Tetap dekat dengan Amerika Serikat. Dukung terus Ukraina. Dukung terus kebebasan, demokrasi di mana pun juga.”

Terlepas dari beberapa anggota parlemen yang mengundurkan diri karena kepemimpinan Johnson, sang perdana menteri meninggalkan parlemen dengan sambutan tepuk tangan meriah dari sebagian besar anggota.

Kata-kata terakhirnya bergema di seantero gedung, “Kita telah membantu, saya telah membantu negara ini melalui pandemi dan membantu menyelamatkan negara lain dari kebiadaban. Dan sejujurnya, itu sudah cukup bagi saya untuk melanjutkan perjalanan. Misi sebagian besar sudah tercapai,” ungkap Johnson.

“Saya ingin berterima kasih kepada semua yang ada di sini, dan hasta la vista, baby. (sampai jumpa, red.)” [rd/em]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version