Pada Hari Kemerdekaan, Biden Berusaha Gelorakan Semangat Optimisme

Pada Hari Kemerdekaan, Biden Berusaha Gelorakan Semangat Optimisme

Pada Hari Kemerdekaan, Biden Berusaha Gelorakan Semangat Optimisme

Dalam perayaan Hari Kemerdekaan 4 Juli pada Senin (4/7), Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menawarkan pesan optimisme dan persatuan. Pesan itu disampaikan di tengah sebagian besar hasil survei yang menunjukkan bahwa sebagian besar warga AS percaya bahwa negara itu menuju ke arah yang salah dan polarisasi politik menjadi perhatian utama.

“Amerika selalu berubah, selalu bergerak, selalu berproses,” kata Biden bersama ibu negara dalam sambutannya dalam perayaan barbeku Hari Kemerdekaan bersama keluarga militer di Gedung Putih. “(Selalu tercipta) kemajuan. Gerak maju. Penciptaan kemungkinan, pemenuhan janji,” tambahnya.

Biden menyatakan bahwa hari-hari yang lebih baik terbentang di depan bahkan ketika dia mengakui perjuangan berat yang dialami para warga As di bawah tekanan inflasi yang tinggi.

“Ekonomi kita tumbuh tetapi bukan tanpa rasa sakit,” katanya.

Warga AS semakin pesimis dengan kondisi perekonomian. Dalam jajak pendapat AP-NORC yang dirilis pada Rabu (29/6), 79 persen responden menggambarkan kondisi perekonomian mereka dalam keadaan buruk. Responden yang menyatakan pendapat tersebut 90 persen di antaranya merupakan simpatisan Partai Republik dan 67 persen lainnya merupakan simpatisan Partai Demokrat.

Secara keseluruhan, jajak pendapat menunjukkan sebanyak 85 persen orang dewasa di Amerika Serikat mengatakan bahwa negara mereka menuju ke arah yang salah. Pendapat tersebut dikemukakan oleh 92 persen simpatisan Partai Republik dan 78 persen simpatisan dari Partai Demokrat – jumlah tertinggi di antara Demokrat sejak Biden menjabat.

“Setelah melakukan kerja keras meletakkan dasar untuk masa depan yang lebih baik, masa lalu kita yang terburuk telah menjangkau dan menarik kita kembali,” kata Biden, mengacu pada keputusan baru-baru ini yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung AS yang membatalkan hak konstitusional federal bagi wanita untuk melakukan aborsi.

“Kebebasan itu telah dikurangi, bahwa hak-hak yang kita anggap kita lindungi tidak lagi (terlindungi),” katanya. Dia menyebutnya sebagai pengingat akan “pertempuran berkelanjutan demi jiwa Amerika.”

Sementara putusan itu menghapus preseden Mahkamah Agung yang berusia hampir setengah abad, Hakim konservatif Samuel Alito menulis bahwa prinsip lama kepatuhan terhadap preseden adalah “bukan pengekangan” dan bahwa Roe “sangat salah dan sangat merusak.”

“Saya tahu ini bisa melelahkan dan meresahkan,” kata Biden. “Tapi malam ini, saya ingin kalian tahu bahwa kita akan melewati semua ini.”

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh oleh Reuters/Ipsos yang dirilis pada Rabu (29/6) menunjukkan bahwa warga AS dari partai Biden sendiri, Demokrat, semakin tidak puas setelah keputusan Mahkamah Agung tentang aborsi, dengan 62 persen simpatisan Partai Demokrat mengatakan negara telah menuju ke arah yang salah, naik dari 49 persen pada minggu sebelumnya.

Tingkat ketidakpuasan simpatisan Partai Republik menjadi 86 persen, turun sedikit dari 94 persen dalam jajak pendapat seminggu sebelumnya.

Presiden Biden dan Ibu Negara Jill Biden kemudian menyaksikan pertunjukan kembang api dari balkon kediaman mereka, sementara di bawah mereka ratusan anggota keluarga militer dan staf pemerintahan menikmati pertunjukan itu sambil duduk di atas selimut yang digelar di atas rumput di halaman selatan Gedung Putih. [lt/rs]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version