Orang Kembali Gunakan Uang Tunai Saat Krisis Ekonomi Memburuk

Orang Kembali Gunakan Uang Tunai Saat Krisis Ekonomi Memburuk

Uang tunai dulunya merupakan satu-satunya metode pembayaran di sebuah tempat penjualan daging lokal di North Lanarkshire, Skotlandia. Namun dengan kemajuan teknologi, dan banyaknya pelanggan yang lebih menyukai pembayaran digital dan tanpa kontak dibandingkan dengan uang kertas dan logam sejak pandemi COVID-19, pemilik toko daging itu ikut beradaptasi dengan pembayaran yang dilakukan pelanggan.

Namun kini lebih banyak orang ingin kembali membayar dengan uang tunai. Manajer toko daging itu, Thomas McGlynn mengatakan, “Kini sepertinya sama banyaknya saat ini. Tahun lalu di tengah-tengah pandemi, banyak orang membayar dengan menggunakan kartu bank. Namun dalam enam hingga delapan bulan terakhir, uang tunai kembali digunakan.”

Menurut penelitian yang dilakukan Kantor Pos, semakin banyak orang menggunakan uang tunai untuk mengelola pengeluaran mereka sewaktu harga-harga meningkat di Inggris.

Kantos Pos menangani penarikan uang tunai 801 juta poundsterling pada bulan Juli, naik sekitar delapan persen dari 744 juta poundsterling pada bulan Juni 2022.

Orang Kembali Gunakan Uang Tunai Saat Krisis Ekonomi Memburuk

Warga antre di luar kantor pos di Whitchurch, Inggris tengah, 13 Desember 2021, (Paul ELLIS / AFP)

Martin Kearsley, Direktur Perbankan Kantor Pos mengatakan, “Ini memperlihatkan naiknya jumlah orang yang bergantung pada pemakaian uang tunai setiap hari untuk mengatur anggaran mereka.”

The Bank of England awal bulan Agustus ini mengumumkan kenaikan suku bunga terbesar dalam 27 tahun. Perang di Ukraina juga diperkirakan akan menaikkan tingkat inflasi dan mengarahkan perekonomian Inggris ke resesi yang panjang.

Indeks harga konsumen naik 9,4 persen sepanjang tahun ini hingga bulan Juni, naik 9,1 persen dari bulan sebelumnya, menurut Badan untuk Statistik Nasional.

Ilustrasi - Semakin banyak warga Inggris berbelanja dengan menggunakan uang tunai di tengah krisis. (REUTERS/Phil Noble)

Ilustrasi – Semakin banyak warga Inggris berbelanja dengan menggunakan uang tunai di tengah krisis. (REUTERS/Phil Noble)

Salah seorang konsumen, mengatakan, “Saya merasa bahwa dengan kartu, saya menggunakan lebih sering daripada yang seharusnya, jadi saya menggunakan uang tunai saja.”

Seorang konsumen lain mengatakan, “Saya hanya menggunakan kartu bank hanya untuk mengambil kredit pinjaman.”

Terlepas dari berkurangnya jumlah cabang bank di seluruh Inggris, namun mesin ATM masih tersedia. Analisis yang dilakukan asosiasi konsumen Which? mendapati bahwa hampir setengah cabang bank di Inggris telah tutup sejak tahun 2015.

Gedung Bank of England (BoE) di London, INggris, menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen, 4 Agustus 2022. (REUTERS/Maja Smiejkowska)

Gedung Bank of England (BoE) di London, INggris, menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen, 4 Agustus 2022. (REUTERS/Maja Smiejkowska)

Secara total, rekor pemasukan dan penarikan uang tunai 3,32 miliar poundsterling tercatat di 11.500 cabang Kantor Pos pada bulan Juli. Ini merupakan pertama kalinya jumlah tersebut melampaui 3,3 miliar poundsterling dalam satu bulan.

Apakah lebih banyak warga Inggris yang akan kembali menggunakan uang tunai karena biaya hidup yang semakin tinggi?

Natalie Cheeney, direktur Cash Action Group menjelaskan, “Jika Anda memiliki uang di depan mata dan Anda dapat melihatnya, mungkin akan lebih mudah untuk mengontrolnya. Selama ini kami semua melakukan kesalahan dengan menggunakan kartu bank dan tidak benar-benar mengamati jumlah uang yang keluar.” [lj/uh]

Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.

Exit mobile version