Meta dan Google Dinilai Terlalu Banyak Merekrut Pegawai

Meta dan Google Dinilai Terlalu Banyak Merekrut Pegawai

korannews.com – Thomas Siebel, CEO dari perusahaan teknologi penyedia software AI bernama C3.ai melontarkan kritik kepada Meta dan Google yang nilainya terlalu banyak merekrut pegawai . Siebel menyebut dua perusahaan raksasa teknologi ini tak seharusnya menambah pegawai saat tidak ada pekerjaan yang bisa mereka lakukan.

“Mereka sebenarnya tidak melakukan apa-apa ketika bekerja dari rumah,” kata Siebel, dilansir dari Business Insider.

Perusahaan seperti Meta dan Google melakukan rekrutmen pegawai besar-besaran ketika pandemi, tetapi ironisnya beberapa waktu belakangan mereka juga yang melakukan PHK massal karena ketakutan akan resesi.

Siebel membandingkan langkah Meta dan Google dengan perusahaan miliknya. C3.ai saat ini memiliki kurang lebih 1000 orang pegawai dan rekrutmen dilakukan dengan lebih berhati-hati. Seleksi pegawai baru akan melalui proses wawancara yang kompetitif dan dari 4000 kandidat, hanya 300 orang yang terpilih tahun lalu.

“Bukannya saya mengatakan bahwa etos kerja kami lebih unggul, tapi (di C3.ai) ada orang yang suka bekerja dalam tim, kutu buku, dan suka memecahkan masalah yang rumit. Itulah kami dan seperti itulah kamu, jika bekerja di C3. Kalau kamu lebih suka bekerja dari rumah, 4 hari dalam seminggu memakai piyama, bekerjalah untuk Facebook,” kata Siebel.

Pria yang kekayaannya ditaksir mencapai 3,5 miliar USD ini menyebut perusahaan memiliki aturan tegas soal bekerja dari kantor.

“Pilihannya antara kamu bekerja di kantor atau sekalian saja kerja di tempat lain,” ujarnya.

Siebel bahkan menunjukkan foto yang diambilnya pada 24 Februari 2023 lalu. Dalam foto itu ia memperlihatkan kondisi parkiran kantor C3.ai penuh, sedang tempat parkir perusahaan teknologi lainnya lengang dan kosong. Meski tidak mengungkap nama perusahaan yang dimaksud, dari penelusuran Insider, ternyata parkiran kosong itu milik salah satu kantor Google di California.

Lewat sebuah unggahan TikTok, salah satu matan pegawai Meta bernama Britney Levy menyebut dirinya dimasukkan ke kelompok berisi orang-orang yang tidak bekerja sebelum dipecat awal tahun ini.

“Kamu harus berusaha keras untuk dapat pekerjaan. Situasinya sangat aneh, sepertinya Meta merekrut kami hanya supaya tidak lari ke perusahaan lain. Rasanya mereka ( Meta ) cuma mengoleksi kami seperti kartu Pokemon,” ucap Levy dalam unggahannya.

Thomas Siebel bukan orang pertama yang merasa bahwa pegawai di perusahaan besar seperti Google dan Meta sebenarnya tidak punya pekerjaan. Awal bulan ini, Keith Rabois dari Founders Fund menyebut kedua perusahaan tersebut merekrut ribuan pegawai hanya untuk melakukan pekerjaan palsu.

Menurut Robois, perekrutan yang berlebihan tidak sejalan dengan tingkat pertumbuhan perusahaan dan hanya dilakukan berdasarkan ‘metrik kesombongan’. Para bos ingin membangun dan memenuhi ego mereka tentang betapa pentingnya perusahaan tersebut di mata dunia. Rabois menegaskan bahwa sebenarnya raksasa teknologi menimbun pegawai berbakat untuk mencegah mereka pergi ke pesaing atau membangun startup sendiri.

Ketika kondisi berubah drastis seperti saat ini, sektor teknologi akhirnya berada di situasi baru yang mengharuskan mereka lebih hemat dan sadar biaya. Para pemimpin akhirnya tidak dapat melanjutkan kebiasaan boros dan berakhir dengan tren PHK massal di berbagai perusahaan teknologi.***

error: Content is protected !!